Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Menyoal Manfaat Pertemuan Tahunan World Economic Forum

Kompas.com - 28/05/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERHELATAN tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, baru saja usai Kamis lalu (26/5). Acara rutin sejak puluhan tahun yang lalu ini jeda selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.

Selain hal itu, WEF 2022 ini menjadi istimewa karena berlangsung di tengah suasana perang antara Rusia dan Ukraina yang mengenaskan.

WEF yang didirikan pada tahun 1971 oleh Profesor Klaus Schwab ini merupakan prakarsa civil society, tepatnya bukan lembaga internasional resmi, seperti PBB, Bank Dunia/IMF, WTO, G-20, APEC, dsb.

Justru dengan postur demikian, WEF dapat mempertemukan berbagai pihak, untuk membahas tema-tema yang melampaui kepentingan negara atau kelompok negara.

Pendekatan kekeluargaan dalam skala global untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi bersama oleh banyak negara yang ditunjukkan oleh Profesor Klaus Schwab terbukti disambut baik oleh para kepala pemerintahan, pimpinan lembaga-lembaga internasional, pebisnis global, para pakar, dan mendapat liputan pers yang luas.

Sidang WEF tahun 2022 yang bertemakan “Working Together, Restoring Trust” ini menghadirkan Presiden Ukraina Zelensky secara virtual pada hari pertama, diteruskan dengan diskusi secara langsung dengan Menteri Luar Negerinya beberapa waktu kemudian.

Hal ini menunjukkan perhatian yang besar terhadap Ukraina yang secara fisik telah porak poranda akibat operasi militer Rusia sejak 24 Februari lalu.

WEF 2022 dihadiri pula oleh beberapa kepala negara, antara lain Emir Qatar, PM Spanyol, Presiden Sri Lanka (secara virtual) dan Kanselir Jerman.

Selain itu juga hadir Presiden Komisi Eropa, Sekjen NATO, Direktur IMF, beberapa CEO perusahaan besar antara lain Pfizer dan Microsoft, filantropis Bill Gates, dan wakil-wakil negara besar dan kecil. Jumlah peserta termasuk pers diperkirakan sebanyak 2.500 orang.

Dari Indonesia hadir beberapa menteri (Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Infokom, Menteri Investasi/Kepala BKPM) dan beberapa pengusaha nasional papan atas.

Yang cukup menonjol adalah kehadiran 100 orang lebih delegasi India, terbanyak di antara negara-negara lain.

Mereka terdiri dari beberapa menteri, beberapa CEO perusahaan besar, dan beberapa kepala daerah (negara bagian).

Para kepala daerah ini selain menunjukkan kontribusi mereka dalam memberi solusi yang dihadapi dunia, juga bermaksud mengundang investor internasional untuk menanam modal di daerahnya.

WEF 2022 membahas berbagai tema besar antara lain konflik geopolitik, transisi energi, pandemi dan kesehatan, ekonomi global dan regional, perubahan iklim, krisis pangan, teknologi digital, dan kerjasama global.

Masing-masing topik dikupas dalam sesi-sesi yang lebih spesifik. Di samping itu, terdapat paviliun-paviliun yang digunakan pemerintah, pengusaha, dan organisasi-organisasi lain untuk memaparkan program, produk, informasi, dan sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com