Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ideas Sebut Jumlah Perokok di Indonesia Naik Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 31/05/2022, 21:08 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Riset Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono melihat bahwa krisis tidak mampu membuat perokok berhenti mengkonsumsi produk olahan tembakau tersbut, bahkan jumlah perokok secara nasional meningkat selama pandemi.

Ia menyebutkan, lebih dari 80 persen perokok berada di Jawa dan Sumatera. Konsumsi rokok di Jawa sebanyak 130,5 miliar batang rokok per tahun dengan 34,9 juta perokok, dan Sumatera 64,7 miliar batang dengan 12,8 juta perokok.

"Antara 2019-2021, jumlah perokok bertambah hingga 2,1 juta jiwa. Dari 57,2 juta jiwa pada 2019 menjadi 59,3 juta jiwa dengan total konsumsi rokok secara nasional mencapai 248,7 miliar batang pada tahun 2021," kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Menkop UKM Tegaskan UMKM Sebagai Dinamisator Pemulihan Ekonomi

"Yang mengkhawatirkan, lebih dari 92 persen perokok terkategori perokok berat, yaitu merokok setiap hari dan konsumsi rata-rata rokok per orang mencapai 11,5 batang per hari," lanjut dia.

Menurutnya, terdapat pola spasial antara perilaku merokok dan kemiskinan. Wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbesar juga adalah wilayah dengan jumlah perokok tertinggi.

"Kantong perokok nasional pada 2021 tercatat adalah wilayah padat penduduk di Jawa, antara lain Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur. Secara menarik, daerah-daerah ini tercatat juga merupakan kantong kemiskinan nasional," ungkapnya.

Selain itu, pengeluaran rumah tangga untuk rokok sangat signifikan. Ia mengatakan sepanjang 2021, 1,4 juta perokok Kabupaten Bogor menghabiskan Rp 5,9 triliun untuk membeli rokok, diikuti 885.000 perokok Kabupaten Tangerang sebesar Rp 4,7 triliun dan 1 juta perokok Kabupaten Bandung sebesar Rp 4 triliun.

Yusuf menambahkan, risiko keterpaparan asap rokok bagi masyarakat yang tinggal di dalam rumah perokok secara umum sangat tinggi. Resiko tertinggi dialami oleh anggota keluarga perokok yang tinggal di rumah perokok yang sempit.

Baca juga: Kuartal I-2022, PMMP Cetak Laba 3,6 Juta Dollar AS

Risiko besar terpapar asap rokok karena tinggal di rumah perokok yang luasnya kurang dari 7,2 meter persegi per kapita dialami oleh 19,6 juta orang.

"Masyarakat dengan risiko tinggi terpapar asap rokok karena tinggal di rumah perokok yang sempit ini banyak ditemui di wilayah perkotaan seperti Kota Bandung, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kota Surabaya,” ucap Yusuf.

Secara keseluruhan, 59,3 juta perokok Indonesia berpotensi menjadi sumber paparan asap rokok bagi anggota keluarga mereka. Ideas memperkirakan, sebanyak 185,2 juta anggota keluarga perokok berpotensi terpapar asap rokok.

"Dengan kata lain, nyaris seluruh masyarakat Indonesia terancam oleh rokok, baik secara langsung dengan menjadi perokok aktif maupun secara tidak langsung dengan menjadi perokok pasif," ungkapnya.

Baca juga: Aturan Tengah Direvisi, Mobil Mewah Bakal Dilarang Beli Pertalite

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com