JAKARTA, KOMPAS.com - PT Gagas Energi Indonesia bersama PGN, bagian dari Subholding Gas Pertamina, terus menginisiasi pemanfaatan gas bumi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini.
Perluasan pemanfaatan gas bumi di Jateng-DIY ditargetkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi antara 700.000 - 750.000 M3 per bulan.
Layanan gas bumi Gagas dan PGN di Jateng bermula sejak 2014, melalui pembangunan infrastruktur gas alam terkompresi di Kawasan Industri Tambak Aji Semarang.
Gagas membawa gas bumi yang diambil dari Surabaya untuk selanjutnya disalurkan ke Pressure Reducing System (PRS) di Tambak Aji untuk selanjutnya disalurkan oleh PGN ke 13 pelanggan industri dan 97 pelanggan rumah tangga khususnya di wilayah Semarang.
Baca juga: Perluas Pemanfaatan Gas Bumi, Gagas Salurkan Gaslink C-cyl untuk Pelanggan di Batam
Ke depan, selain melalui PRS Tambak Aji Semarang, Gagas akan mencoba membuka pasar di wilayah Jateng lainnya serta ke DIY, menggunakan Gaslink Cylinder untuk pengguna gas bumi dengan kebutuhan energi rata-rata sekitar 500 m3 – 2.000 m3 per bulan.
“Di tahun 2022, Gagas telah mempersiapkan infrastruktur Gaslink Cylinder sebanyak 100 tabung untuk melayani kebutuhan pengguna gas bumi di wilayah Jateng-DIY," kata Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas Energi melalui keterangannya, Kamis (30/6/2022).
Kemudian, secara bertahap di tahun 2023 Gagas akan mempersiapkan sekitar 250 tabung lagi.
"Harapannya kami dapat memenuhi kebutuhan para pelaku industri di wilayah ini, dan akses masyarakat terhadap gas bumi menjadi lebih mudah,” lanjut Hardiansyah.
Baca juga: Melalui PT Gagas, PGN Mulai Pasok Gas untuk Industri Garam di Madura
Gagas Energi tepat berusia 11 tahun pada 27 Juni 2022. Di tahun yang ke-11, Gagas terus memantapkan komitmennya untuk mendukung Subholding Gas dalam perannya untuk mengintegrasikan infrastruktur gas bumi di Indonesia dan memperluas akses energi bagi masyarakat dan pengguna gas bumi.
Gagas Energi menjembatani akses energi bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh Infrastruktur gas pipa melalui penyaluran gas bumi beyond pipeline.
Pemanfaatan gas bumi beyond pipeline melalui teknologi compressed natural gas (CNG) yang dilakukan oleh Gagas saat ini, difokuskan untuk menyasar segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan komersial melalui Gaslink Cylinder (C-cyl).
“Dua tahun terakhir merupakan tahun yang berat bagi seluruh sektor, termasuk UMKM, komersial dan industri akibat pandemi COVID-19. Melalui Gaslink dan Gaslink Cylinder yang terus dikembangkan oleh Gagas, kami ingin membantu para pelaku industri untuk dapat bertahan melalui penggunaan energi yang efisien,” jelas Hardiansyah.
Penggunaan Gaslink untuk industri dan komersial dapat membantu penggunanya untuk mendapatkan efisiensi yang dibutuhkan para pelaku usaha. Seperti yang dirasakan oleh Bambang, Manajer Restoran Pagi Sore di Jakarta.
“Penggunaan Gaslink sangat membantu kami mendapatkan efisiensi. Bukan hanya 5 persen atau 10 persen tetapi kami dapat merasakan efisiensi hingga 20 persen,” ungkap Bambang.
Hal yang sama juga diarasakan oleh Sonny A Tanamas selaku Manajer Pabrik PT Tanamas Industry Communitas. Gaslink membantu produk rotan yang dihasilkan oleh Tanamas mampu bersaing di pasar internasional.
“Efisiensi yang kami dapatkan dari penggunaan Gaslink dapat membantu kami menekan biaya produksi, sehingga produk kami dapat bersaing di pasar internasional,” ungkap Sonny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.