Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Stagflasi Meningkat, BI Tingkatkan Waspada

Kompas.com - 13/07/2022, 19:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melihat dunia tengah menghadapi risiko stagflasi. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Kepala Departemen Institut BI Yoga Affandi mengatakan, indikator ekonomi Indonesia saat ini memang masih stabil. Namun, tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menghadapi stagflasi di masa depan.

"Saya pikir munculnya stagflasi tentu saja meningkat tetapi kita perlu waspada dan kita perlu menanggapinya," ujarnya dalam acara Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery di Bali, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Stagflasi: Apa Itu Stagflasi, Penyebab, dan Contohnya

Oleh karenanya, BI menyusun kerangka bauran kebijakan untuk menjaga stabilisasi moneter dan mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi.

Kelima bauran kebijakan tersebut ialah BI akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknyha terhadap ekspektasi inflasi.

Kedua, kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong pembiayaan untuk perekonomian dan untuk mengatasi scarring effect ekonomi.

Ketiga, kebijakan stabilisasi nilai tukar diarahkan untuk mencapai stabilitas rupiah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut RI Waspada Potensi Stagflasi, Apa Dampaknya ke Ekonomi?

Keempat, percepatan sistem pembayaran digital. Kelima, memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk membangun kebijakan moneter dan fiskal.

"Kami memiliki 5 komponen bauran kebijakan. Satu adalah untuk stabilitas yang merupakan moneter tapi 4 lainnya sebenarnya untuk mengatasi masalah pertumbuhan," jelasnya.

Dia menjelaskan saat ini inflasi inti Indonesia berada di level yang relatif stabil. Berdasarkan data BI, secara tahunan, inflasi inti Juni 2022 mencapai 2,63 persen atau meningkat dibandingkan periode Mei 2022 yang tercatat sebesar 2,58 persen.

"Ternyata jika melihat inflasi inti masih mendekati 3 plus minus 1 persen. Inilah mengapa saya tidak berpikir kita memiliki jebakan inflasi ini di masa depan," ucapnya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di level 5,01 persen pada Kuartal I 2022 yang artinya pertumbuhan ekonomi masih sehat.

"Tetapi tentu saja kita perlu lebih waspada dan melihat komponen lain yang pertumbuhannya masih sangat tinggi," tukasnya.

Baca juga: Bayangan Stagflasi Ekonomi Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com