Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM yang Ingin "Go Global" Perlu Didampingi dan Diberi Edukasi

Kompas.com - 26/07/2022, 16:35 WIB
Aprillia Ika

Editor

 

UMKM "Go Global"

Sebelumnya Data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat menunjukkan, UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia, bahkan salah satu sektor unggulan karena selalu tumbuh dan meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.

Saat ini Jabar memiliki lebih dari 4,5 juta pelaku UMKM di sektor nonpertanian. Dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk usaha mikro, diperkirakan jumlah UMKM menjadi lebih dari 5 juta pelaku yang tersebar di 27 kabupaten/kota di Jabar. 

Para pelaku UMKM di Jabar ini sebagian merupakan korban PHK dari industri yang terdampak pandemi.

“Salah satu kontribusi pemulihan ekonomi adalah mendorong UMKM Go Global karena dengan memasarkan produk UMKM ke luar negeri maka tidak hanya akan menambah keuntungan untuk pelaku UMKM tapi juga akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji yang membacakan sambutan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pada bincang bisnis bertajuk "UMKM Go Global Bersama Bank Bjb", pekan lalu. 

Kusmana mengatakan, Provinsi Jawa Barat memiliki keunggulan komparatif dibandingkan provinsi lain, dimana mampu menangkap peluang pasar global melalui produk potensial ekspor antara lain pertanian, perikanan, furniture home decor, makanan dan minuman, herbal produk, serta muslim fesyen.

Kendala ekspor UMKM

Kendati demikian, ia mengakui salah satu kendala UMKM melakukan ekspor adalah pada tataran eksekusinya.

"Banyak pengusaha yang sudah mendapatkan pesanan, akan tetapi tidak dapat memproses pesanan tersebut. Karena itu, para pembina dan pelaku UMKM perlu mengetahui tahapan ekspor misalnya setelah mendapat pesanan perlu membuat perjanjian dan perlindungan hukumnya. Kemudian urusan kepabean, sertifikasi yang dipersyaratkan, penguasaan bahasa asing baik lisan maupun tulisan dan lainnya," ujar Kusmana.

Sebagai tambahan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor Jawa Barat Januari-Mei 2022 tercatat 15,71 miliardollar AS atau meningkat 18,43 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Hal ini memberikan harapan baru bagi perekonomian Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com