Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Kendaraan yang Tak Boleh Beli Pertalite di SPBU | Bank Bisa Gadaikan Lagi Sertifikat Agunan??

Kompas.com - 30/07/2022, 07:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

"Hi, Travelers, Siap siap nih mulai tanggal 30 Juli 2022 Stasiun BNI City akan melayani penumpang Commuterline dengan tujuan Manggarai, Jatinegara, Bekasi, Cikarang, dan Kampung Bandan," tulis KAI, dikutip pada Jumat (29/7/2022).

Meski melayani penumpang KRL, jadwal perjalanan kereta bandara di Stasiun BNI City tetap berjalan normal alias tidak ada perubahan.

Selengkapnya simak di sini

4. Apakah Bank Bisa Gadaikan Lagi Sertifikat Tanah Nasabah yang Jadi Jaminan Utang?

Masyarakat awam kerap curiga sertifikat tanah yang dijadikan jaminan utang ke bank akan digadaikan kembali oleh bank.

Lantaran sertifikat tanah merupakan benda berharga sehingga ketika sertifikat tersebut diserahkan ke pihak lain tentu akan merasa khawatir disalahgunkan.

Dalam perundang-undangan jelas tertulis bank berhak menjual jaminan atas tanah melalui pelelangan umum jika debitur tidak membayar utangnya.

"Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut," bunyi Pasal 6 UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah.

Lalu apakah bank bisa menjaminkan lagi sertifikat agunan nasabah? Baca di sini

5. Angkatan Kerja Perempuan Masih Rendah, Menaker: Budaya Patriarki Masih Mengakar

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, kondisi pemberdayaan perempuan di sektor ketenagakerjaan masih menghadapi beberapa tantangan klasik.

Pertama, terkait partisipasi perempuan di dunia kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022 menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan masih berada jauh di bawah laki-laki. TPAK laki-laki sebesar 83,6 persen dan perempuan hanya sebesar 54,2 persen.

"Hal inilah penyebab hanya 40 persen dari 144 juta angkatan kerja kita yang perempuan. Padahal setengah dari populasi kita saat ini adalah perempuan. Temuan ini sedikit banyak berkaitan dengan budaya patriarki yang masih mengakar dan mengidentikkan perempuan dengan pekerjaan di ranah domestik," katanya secara virtual dalam acara Women in Leadership, Jumat (29/7/2022).

Tantangan lanjut Menaker, juga muncul dari masih adanya ketimpangan dalam hal pendidikan dan kompetensi yang sebenarnya merupakan modal dasar untuk berdaya. Ida bilang, semakin tinggi pendidikan perempuan maka akan semakin besar proporsinya yang masuk ke pasar kerja.

Simak selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com