Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Terminal Bus Sepi Penumpang, Kemenhub Terapkan "Mixed Use", Apa Itu?

Kompas.com - 19/08/2022, 07:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat bakal menerapan konsep mixed use untuk mengoptimalkan fungsi terminal bus yang sepi akibat pandemi Covid-19.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno mengatakan, pandemi telah membuat turunnya jumlah penumpang sehingga terminal bus menjadi sepi. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mengaktifkan kembali aktivitas di terminal bus yang diharapkan dapat berdampak pada perekonomian disekitarnya.

"Saat ini terminal harus multi fungsi, selain ruang tunggunya nyaman, toilet bersih, dan fungsi pelayanan transportasi daratnya berjalan dengan baik. Kami pun berusaha menerjemahkannya dengan konsep mixed use terminal," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Jokowi: Pak Menhub Saya Perintahkan untuk Segera Selesaikan

Ia menjelaskan, yang dimaksud multi fungsi atau mixed use adalah pengoptimalan bagian-bagian lain dari terminal untuk aktivitas masyarakat tanpa mengurangi fungsi utama terminal sebagai tempat naik dan turunnya penumpang dengan bus.

Ketika membangun terminal, Pemerintah menginginkan fasilitas umum ini sama rapi dan bagusnya dengan bandara. Sehingga pengoptimalan lahan yang ada di terminal juga diharapkan dapat menghasilkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Melambung, Menhub Minta Pemda Ikut Saweran Subsidi

Direktur Prasarana Transportasi Jalan Ditjen Darat Kemenhub, Popik Montanasyah menambahkan, kemajuan teknologi dan kemudahan akses mendapat kredit kepemilikan kendaraan bermotor turut menurunkan kegiatan masyarakat menggunakan bus dan terminal serta fasilitas pendukungnya lainnya.

"Tidak ingin terminal ditinggal oleh para penggunanya, maka kami merumuskan mixed use terminal ini dengan tiga fungsi di dalamnya," kata dia.

Ketiganya yakni fungsi sebagai hub transportasi, . Kedua, fungsi ekonomi atau komersial, serta fungsi layanan masyarakat. Secara khusus untuk komersial di antaranya dilakukan dengan penyediaan kafe, sedangkan untuk layanan masyarakat seperti dengan membuka layanan oleh Samsat atau Dukcapil.

Baca juga: Turunkan Harga Tiket Pesawat, Menhub Minta Bantuan Pemda

 

Contoh terminal mixed use

Menurut Popik terminal pertama yang menggunakan konsep tersebut adalah Terminal Dhaksinarga Gunung Kidul, Yogyakarta. Hal ini terbukti adanya toko UMKM dan kafe yang buka di sana untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang.

"Dengan penerapan konsep mixed use terminal yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah maka ekosistem menjadi tumbuh dan perekonomian mulai bergerak," ucapnya.

Kemudian diterapkan juga pada Terminal Mangkang di Semarang, yang lokasinya cukup jauh dari pusat kota yaitu sekitar 17 kilometer.

Lewat dukungan pemerintah Kota Semarang yang akan membuka 30 pelayanan publik di Terminal Tipe A maka perekonomian di terminal tersebut mulai tumbuh.

Berdasarkan data yang ada, Terminal Mangkang yang awalnya tidak disinggahi oleh bus, saat ini sudah 380 bus PO yang menaikkan dan menurunkan penumpang, dengan rata-rata satu bus membawa 10 penumpang.

Lalu konsep mixed use diterapkan pula pada Terminal Tirtonadi di Solo, yang bahkan sudah menjalankan ketiga fungsinya.

Event Asean Para Games 2022 dengan cabang Yudo dilakukan di terminal itu, serta konser musik God Bless juga pernah diselanggarakan di Convention Hall Terminal Tirtonadi yang dihadiri oleh 500 orang penonton.

"Jadi karena tidak ingin bangunan ini terbengkalai dan menjadi sisa-sisa maka konsep mixed use terminal pun diterapkan," tutup Popik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com