Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Luhut ke AS, Ungkap Banyak Masalah Kelautan Saat Bertemu Majelis Umum PBB

Kompas.com - 26/09/2022, 20:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya baru saja kembali ke Tanah Air, usai lawatan kerjanya ke Amerika Serikat (AS).

Di sana, Luhut bertemu dengan Majelis Umum PBB (The United Nations General Assembly/UNGA). Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai kemaritiman.

"Juga, saya baru saja kembali dari UNGA di New York, mengadakan dialog dan pertemuan. Banyak masalah, termasuk laut dan keberlanjutannya," kata Luhut secara virtual dalam pertemuan Ocean 20, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Luhut: Sektor Kemaritiman Cukup Kuat Hadapi Krisis Global Seperti Covid-19

Lebih lanjut kata Luhut, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Menurutnya, sebagai negara maritim, ada dua hal tidak dapat dipisahkan.

Pertama, sekitar 75 persen wilayah Indonesia tertutup oleh air laut. Kedua, memiliki 17.500 pulau dengan garis pantai lebih dari 108.000 kilometer (km).

"Dengan semua ini berkah, Indonesia memiliki banyak potensi, termasuk keanekaragaman hayati laut yang kaya mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, tenaga kerja 191 juta orang, dan pertumbuhan ekonomi digital 20 persen pada 2021-2025," sambungnya.

Baca juga: Cerita Girang Luhut di Balik Aksinya Buka Bel Perdagangan Wall Street

Indonesia kata dia, memiliki komitmen yang kuat dan telah mengambil tindakan untuk melindungi secara berkelanjutan, mengelola, dan memulihkan sumber daya alam, mengembangkan ekonomi RI ke tahap ekonomi biru (blue econony).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJMN merupakan panduan penting untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu, Indonesia berkomitmen dan mendukung pengembangan kerja sama strategis melalui Kemitraan Aksi Agenda Biru Nasional.

Kemitraan antara Pemerintah Indonesia, PBB, pembangunan mitra, dan pemangku kepentingan terkait akan mendorong percepatan pembangunan di sektor tersebut sumber daya kelautan, di bawah tujuan utama target RPJMN.

"Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan tim PBB di Indonesia bekerja sama dengan kementerian terkait lainnya, lembaga pemerintah, dan komunitas diplomatik untuk mendukung peran Indonesia sebagai pemimpin global dalam Agenda Biru," tutur Luhut.

Baca juga: Buka Perdagangan Wall Street, Luhut: Pengalaman yang Tak Terlupakan


Mantan Menko Polhukam ini bilang, rencana biru (Blue Plan) berupaya mendukung strategi koordinasi dengan fokus pada keempat pilar yakni Blue Healthy (kesehatan biru), makanan biru (Blue Food), sumber daya biru (Blue Resources), dan keuangan biru (Financial Blue).

"Pertama, Blue Health, kita perlu segera mengatasi praktik yang tidak berkelanjutan di laut kita. Ada kebutuhan untuk menjaga kesehatan laut melalui investasi infrastruktur untuk masyarakat pesisir, perlindungan habitat pesisir dan laut," papar Luhut.

"Kedua, Sustainable Blue Food, isu ini sangat krusial dengan pangan global saat ini. Kita perlu mengamankan kapasitas lokal dalam budidaya dan penangkapan yang berkelanjutan perikanan," lanjut dia.

Ketiga, Inovasi Biru. Luhut bilang, pemerintah akan merancang kerangka kerja yang tepat untuk penelitian dan pemanfaatan teknologi baru untuk laut yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya di pulau-pulau kecil dan pesisir.

Pilar terakhir adalah Blue Finance. Lembaga keuangan menyediakan pembiayaan, investasi, dan asuransi yang diperlukan untuk hal-hal yang berhubungan dengan sektor kelautan dan membawa dampak positif pada penghidupan generasi sekarang dan yang akan datang.

"Kami berharap, di bawah Presidensi G20 India berikutnya, Ocean bisa menjadi arus utama baru agenda G20. Sebagai penutup, saya ingin mengundang Anda untuk bergabung dengan acara Ocean-20 kami pada 13-14 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Mari wujudkan aksi nyata dan kolaborasi untuk kesehatan dan laut yang berkelanjutan sekarang dan di masa depan," pungkas Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com