Penguatan Tergerus, IHSG Ditutup Naik Tipis Hari Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada penutupan perdagangan Rabu (5/10/2022) hari ini. Indeks saham nasional menguat terbatas, setelah kenaikan tergerus jelang penutupan.

Melansir data RTI, sesi II perdagangan IHSG dibuka hijau pada 7.122,45. Namun, setelah itu penguatan terus tergerus, di mana pada akhirnya IHSG hanya ditutup menguat 0,04 persen ke 7.075,38.

Statistik menunjukan 301 saham ditutup di zona hijau, 223 saham merah, dan 173 lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi perdagangan sepanjang hari ini mencapai Rp 12,34 triliun, dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 26,71 miliar saham.

Baca juga: 11 Indeks Sektoral Kompak Menguat, IHSG Parkir di Zona Hijau

Saham Bumi Resources (BUMI) menjadi saham paling banyak ditransaksikan, dengan nilai sebesar Rp 878,7 miliar, diikuti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 840,4 miliar, dan Bank Central Asia (BBCA) sebesar Rp 540,9 miliar.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 8 dari 11 indeks sektoral menguat, di mana sektor transportasi dan logistik mencatatkan kenaikan paling tinggi, yakni 2,79 persen. Di sisi lain, sektor infrastruktur mengalami koreksi paling dalam, yakni 0,19 persen.

Saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK) menjadi top gainer indeks LQ45 hari ini, dengan penguatan 5,48 persen ke Rp 1,635, diikuti Barito Pacific (BRPT) menguat 3,90 persen ke Rp 800, dan Vale Indonesia (INCO) menguat 2,29 persen ke Rp 6.700.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bagaimana Prospek Saham Perbankan?

Di sisi lain, saham Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) menjadi top loser dalam indeks yang sama, yakni terkoreksi 2,33 persen ke Rp 9.425, kemudian United Tractors (UNTR) melemah 1,48 persen ke Rp 33.300, dan Bank Tabungan Negara (BBTN) turun 1,33 persen ke Rp 1.480.

Senada dengan IHSG, bursa regional Asia lain terpantau menguat, di mana Nikkei menguat 0,48 persen, Hang Seng Hong Kong melesat 5,9 persen, dan Stait Times menguat 0,53 persen.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.