JAKARTA, KOMPAS.com - Platform open data, Brick, menjalin kerja sama dengan Visa untuk memberi akses wawasan data dan skor dari transaksi debit dan kartu kredit Visa. Ini bertujuan untuk membantu perluasan akses keuangan di Indonesia.
CEO dan Founder Brick Gavin Tan menilai, akses keuangan belum merata. Ini terlihat dari laporan Statista per Juni 2021 yang menyebutkan, jumlah kartu kredit di Indonesia hanya sebanyak 16,71 juta, sementara jumlah pemegang kartu debit mencapai sebanyak 226,3 juta.
"Hal ini menunjukkan kesenjangan besar dalam inklusi keuangan, di mana sejumlah besar pemegang kartu debit tidak memiliki akses ke kredit," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Erick Thohir Ajak Produsen Kendaraan Listrik Inggris Bangun Pabrik Mikro Baterai di Indonesia
Menurutnya, kesenjangan akses keuangan tersebut menghambat kemampuan masyarakat untuk mengakses modal dan pembiayaan, membatasi konsumsi, serta potensi pertumbuhan individu itu sendiri.
Padahal, aspek inklusi keuangan dinilai memiliki peranan penting dalam memenuhi segala kebutuhan individu, seperti tabungan, pembayaran, kredit, serta asuransi yang bisa dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, inklusi keuangan juga mempermudah akses ke berbagai layanan keuangan yang aman, nyaman, dan memadai bagi kelompok rentan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah, tinggal di daerah yang tidak terjangkau oleh layanan dan jasa keuangan, kurang terlayani, atau dikeluarkan dari sektor keuangan formal.
"Dengan demikian, hal ini akan mencegah terjadinya ketimpangan di antara lapisan masyarakat," katanya.
Baca juga: Mentan: Indonesia Siap Hadapi Ancaman Krisis Pangan Dunia
Oleh karenanya, kemitraan Brick dan Visa memungkinkan penyedia layanan keuangan ini untuk mengambil wawasan data transaksi kartu agregat pengguna akhir, atas persetujuan pengguna, untuk penilaian terkait risiko kredit.
"Wawasan tambahan membantu memungkinkan mitra dan klien Brick untuk memberikan pengguna kartu debit Visa wawasan keuangan dan akses yang lebih baik ke kredit melalui keputusan penjaminan emisi yang lebih baik,” tutur dia.
“Ini juga memungkinkan konsumen untuk mengakses jalur kredit yang mungkin tidak dapat mereka lakukan," tambahnya.
Lebih lanjut Gavin bilang, pihaknya telah membangun infrastruktur yang memungkinkan pengguna berbagi data dengan aman dengan fintech, saat ini melayani lebih dari 50 klien di Indonesia. Beberapa di antaranya bergerak di bidang pemberi pinjaman fintech, bank digital dan aplikasi manajemen keuangan pribadi.
"Kemitraan dengan Visa kami yakin dapat memungkinkan lembaga keuangan tersebut untuk memperluas akses keuangan," pungkasnya.
Baca juga: Bahlil Akui Gugup Jelaskan ke Mahasiswa Soal Kegelapan Ekonomi Global Ancam Ekonomi RI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.