Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pupuk Bersubsidi Langka, Petani di Sumsel Diharapkan Produksi Pupuk Organik

Kompas.com - 19/10/2022, 18:12 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Supli Effendi Rahim berharap, para petani khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel), dapat memproduksi pupuk organik.

Hal tersebut, kata dia, merupakan langkah alternatif untuk mengatasi kelangkaan sekaligus menekan ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi.

"Petani bisa membuat sendiri pupuk organik, pupuk kompos, dan pupuk cair," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2020).

Seperti diketahui, banyak petani di Sumsel masih ketergantungan pupuk bersubsidi yang berbahan kimia. Padahal, alokasi pemerintah untuk pupuk bersubsidi sangat terbatas dan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan petani di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), alokasi pupuk bersubsidi pada 2022 hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia.

Baca juga: Jual Pupuk Subsidi secara Ilegal, Guru Honorer di Bondowoso Ditangkap

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, para petani terpaksa memakai pupuk nonsubsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.

Sebagai solusi lebih lanjut, menurut Supli, petani harus segera memproduksi pupuk organik secara mandiri. Sebab, pupuk ini berperan sangat penting bagi petani di tengah ketergantungan dan keterbatasan pupuk subsidi.

Namun, kata dia, petani harus diberikan edukasi dan sosialisasi terkait pembuatan pupuk organik hingga kelemahan pupuk bersubsidi atau kimia bagi tanaman.

"Petani mesti diberi edukasi tentang kelemahan pupuk bersubsidi yang notabene pupuk kimia. Petani juga harus dilatih cara pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik," ujar Supli.

Ia berharap, pemerintah ikut memberikan dukungan kepada para petani agar dapat membuat pupuk organik secara baik dan benar.

Baca juga: Petani di Semarang Mengeluh, 99 Persen Gagal Panen karena Serangan Hama Saat Musim Hujan

Adapun dukungan tersebut, seperti memberikan pelatihan tentang cara membuat pupuk organik serta memberi insentif dalam bentuk hadiah kepada petani yang tekun membuat pupuk organik secara mandiri.

Tingkatkan penggunaan pupuk organik

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) sudah mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik.

Menurutnya, pupuk organik sangat penting, terutama untuk menanggulangi kelangkaan pupuk bersubsidi yang ada saat ini.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya,” ujar SYL.

Baca juga: Diduga Jalin Hubungan dengan Dinas Keamanan Rusia, Kepala Keamanan Siber Jerman Dipecat

Oleh karena itu, ia meminta para petani untuk segera memproduksi pupuk organik, terutama yang tidak mendapatkan pupuk subsidi.

“Minimal ada satu kabupaten di Indonesia yang menjadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat,” jelas SYL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com