Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Justru Tertekan

Kompas.com - 20/10/2022, 09:38 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau, pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (20/10/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.23 WIB, IHSG berada pada level 6.017,25 atau naik 58,83 poin (0,8 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 6.860,41.

Sebanyak 290 saham melaju di zona hijau dan 133 saham di zona merah. Sedangkan 178 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,8 triliun dengan volume 3,4 miliar saham.

Baca juga: PT SMI dan PLN Genjot Pengembangan Pembiayaan dan Investasi Transisi Energi

Bursa Asia merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 2,7 persen, Shanghai Komposit 0,61 persen, Strait Times 0,09 persen, dan Nikkei 1,19 persen.

Wall Street pada penutupan pagi ini juga merah, dengan penurunan S&P 500 sebesar 0,6 persen, Nasdaq Composite 0,8 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,3 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, Candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic membentuk goldencross.

“IHSG diprediksi menguat. Pergerakan akan didorong musim laporan keuangan kuartal III-2022 yang akan datang. Di sisi lain, investor akan mencermati hasil kebijakan suku bunga yang akan diumumkan kamis ini oleh Bank Indonesia,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Baca juga: BI Umumkan Suku Bunga Acuan Siang Ini, Begini Prediksi Ekonom

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.21 WIB rupiah bergerak pada level Rp 15.580 per dollar AS, atau turun 82 poin (0,53 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.`498 per dollar AS.

Analis Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan Bank Sentral yang masih berlanjut. Prospek kebijakan hawkish The Fed ke depan masih membuat mata uang dollar AS menguat terhadap major currencies, tak terkecuali rupiah.

“Indeks Dollar juga tetap bertengger di kisaran 113 yang mengindikasikan apresiasi dollar AS yang terus terjadi, sehingga membuat rupiah melemah,” kata Renny.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Kembali Naik, Ini Penyebabnya

Petinggi The Fed, Bullard, juga mengindikasikan inflasi AS akan makin tinggi sehingga membuat merket kembali mengoleksi dollar AS. Sebaliknya, Capital outflow juga terus berlanjut di pasar domestik sehingga belum mampu membuat rupiah melanjutkan penguatan seperti perdagangan kemarin.

Di tengah penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, pelaku pasar cenderung mengamankan posisi dan bersikap wait and see di pasar valas. Terdapat potensi kenaikan suku bunga acuan BI 7DRRR pada RDG kali ini.

“Kami memperkirakan akan ada kenaikan sebesar 50 bps ke level 4,75 persen dan ini akan menjadi sentimen lanjutan bagi Rupiah. Rupiah diperkirakan akan diperdagangkan di kisaran Rp 15.425 – Rp 15.512 per dollar AS pada perdagangan hari ini dengan katalis perkembangan eksternal yang cenderung menyebabkan capital flight sehingga masih menjadi faktor tekanan utama bagi rupiah,” tegas Reny.

Baca juga: Bertemu Dorna Sports, Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Lebih Siap Gelar MotoGP 2023

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com