Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Kembali Naik, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 20/10/2022, 08:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (19/10/2022) waktu setempat. Pergerakan harga minyak dunia didorong oleh sentimen rencana AS untuk melepas Cadangan Minyak Strategis.

Mengutip Bloomberg, harga West Texas Intermediate naik 0,4 persen menjadi 85,9 dollar AS per barrel, sementara minyak berjangka Brent pada level 92,41 dollar AS per barrel atau naik 2,3 persen.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, dengan pelepasan cadangan minyak strategis AS dapat menurunkan harga bahan bakar. Rencananya AS akan melepas 15 juta barrel minyak mentah dari cadangan tersebut.

Baca juga: Bertemu Dorna Sports, Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Lebih Siap Gelar MotoGP 2023

“Saya memberi tahu tim saya untuk bersiap dalam beberapa bulan ke depan jika diperlukan. Kami akan melanjutkan penggunaan aset nasional secara bertanggung jawab,” kata Biden di Gedung Putih.

Pelepasan cadangan minyak strategis ini dilakukan sebagai upaya untuk menekan harga bahan bakar yang melonjak akibat perang Rusia dan Ukraina. Apalagi, negara anggota pengekspor minyak atau OPEC+ juga akan memotong produksinya sebesar 2 juta barrel per hari.

Biden mengungkapkan, di tengah lonjakan harga bensin, harga gas mengalami penurunan dari posisi tertingginya di musim panas. Pemerintah AS akan mempertimbangkan untuk tambahan pasokan, termasuk dari Cadangan Minyak Strategis AS sebagai tambahan.

Baca juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Mampukah IHSG Lanjutkan Penguatan?

"Kami menyebut itu sebagai rencana yang sudah siap dan dan akan dirilis," katanya.

Pengumuman Biden tersebut muncul kurang dari tiga pekan sebelum midterm election di AS. Di sisi lain, inflasi yang didorong oleh kenaikan harga bensin menjadi yang tertinggi dalam empat dekade, menimbulkan tantangan politik bagi Biden dan partainya.

“Kenaikan harga melanda hampir setiap keluarga di negara ini dan mereka menekan anggaran keluarga mereka ketika harga gas naik, pengeluaran lain akan terpotong. Saya juga telah melakukan semua yang saya bisa,” kata Biden.

Seorang pejabat senior administrasi di pemerintah AS mengatakan, AS akan kembali mengisi persediaan daruratnya dan berencana untuk memulai pembelian ketika harga minyak mentah West Texas Intermediate berada di bawah 67 hingga 72 dollar AS per barrel.

Baca juga: Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi, Reli Wall Street Berakhir

“Mengisi ulang cadangan dengan harga 70 dollar AS per barrel adalah harga yang bagus untuk perusahaan minyak, dan itu harga yang bagus untuk pembayar pajak,” lanjut Biden.

Biden juga mendesak Kongres untuk segera meloloskan undang-undang untuk mengubah aturan perizinan federal untuk membantu mempercepat proyek infrastruktur energi.

"Kita harus segera menyelesaikan ini, dengan cepat," katanya.

Gedung Putih juga membuka pintu untuk larangan ekspor beberapa produk minyak bumi, dengan alasan kekhawatiran tentang persediaan bahan bakar diesel yang rendah. Larangan ekspor bensin, solar, dan produk minyak olahan lainnya merupakan langkah paling radikal oleh pemerintahan Biden untuk mengatasi lonjakan harga bensin.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI Dianggap Cerah dalam Kondisi Dunia yang Makin Memburuk...

"Di tengah ketidakpastian saat ini, kita harus siap dengan opsi-opsi yang ada," kata Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese.

Deese mengatakan Gedung Putih sangat prihatin akan tingkat persediaan minyak, terutama di seluruh Pantai Timur AS.

“Saat ini kami beroperasi pada tingkat persediaan diesel yang sangat rendah, misalnya, 50-60 persen lebih rendah dari rata-rata historis lima tahun,” katanya.

Baca juga: Buah Manis Uji Coba Komersial Motor Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com