Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan Pagi Ini, Dibuka di Level Rp 15.640 Per Dollar AS

Kompas.com - 02/11/2022, 10:22 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada sesi perdagangan Rabu (2/11/2022) dibuka melemah. Koreksi ini terjadi meskipun indeks dollar AS mengalami penurunan.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.640 per dollar AS, terdepresiasi dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.628 per dollar AS.

Koreksi terus berlanjut pada awal sesi perdagangan. Terpantau sampai dengan pukul 10.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,14 persen ke Rp 15.649 per dollar AS.

Depresiasi nilai tukar rupiah terjadi meskipun indeks dollar AS menyusut. Data Investing menunjukan, indeks mata uang Negeri Paman Sam pada sesi perdagangan pagi hari melemah pada kisaran 111,15.

Baca juga: Data Inflasi Oktober Redam Laju Pelemahan Rupiah

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai, mata uang Garuda sebenarnya berpotensi menguat. Ini seiring dengan pelemahan indeks mata uang Negeri Paman Sam dan imbal hasil atau yield obligasi AS.

Koreksi instrumen safe haven itu terjadi seiring dengan semakin kuatnya spekulasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang lebih rendah dari sebelumnya.

"Tapi di sisi lain, banyak juga yang masih berekspektasi bahwa the Fed belum berhenti menaikan suku bunga nya dengan agresif dan ini mendorong penguatan dollar AS," kata Ariston, kepada Kompas.com, Rabu.

"The Fed masih dalam jalur menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points di pekan ini," tambahnya.

Baca juga: Rupiah Pecahan Rp 20.000 Bikin Heboh di India, Ini Penyebabnya

 


Selain itu, Ariston juga menyoroti data inflasi Indonesia bulan Oktober yang melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Perlambatan ini dinilai mampu membantu penguatan rupiah hari ini.

"Tapi yoy masih di atas target BI, jadi pasar mungkin perlu melihat perkembangan inflasi di bulan selanjutnya, apakah yang sekarang ini sementara atau bisa berlanjut turun," ucap Ariston.

Baca juga: Rupiah Kembali Tertekan ke Rp 15.650 Per Dollar AS, Ini Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com