Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Investigasi KNKT soal Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182

Kompas.com - 11/11/2022, 16:16 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Kamis, 3 November 2022, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 berjenis Boeing 737-500 pada 9 Januari 2021.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, hasil investigasi menunjukkan bahwa terjadi gangguan pada sistem mekanikal pada pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut.

"Hasil flight data recorder (FDR) yang sudah kita unduh, pada saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot dari yang semulanya menggunakan manajemen computer berpindah menggunakan mode control panel," kata Nurcahyo dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Kamis.

Baca juga: Tak Digugat Pailit, Sriwijaya Air Bertatus PKPU Sementara

Berikut rangkuman hasil investigasi KNKT terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182:

Masalah auto-throttle

Nurcahyo mengatakan, dalam posisi pesawat mendaki, autothrottle (tuas otomatis) mestinya dapat menggerakkan kedua thrust lever (tuas dorong) kanan dan kiri untuk mengurangi tenaga mesin.

Namun, auto-throttle pada pesawat tidak bisa menggerakkan thrust lever di sebelah kanan.

Ia mengatakan, KNKT telah memeriksa 7 komponen terkait auto throttle tersebut sehingga diyakini terjadi gangguan sistem mekanikal pada thrust lever di sebelah kanan, bukan pada sistem komputer.

"Karena padatnya lalu lintas hari itu dan ada pesawat dengan tujuan penerbangan yang sama ke Pontianak, pesawat SJ ini diminta oleh air traffic controller untuk berhenti di ketinggian 11 ribu kaki," ujarnya.

Trust lever di sebelah kanan tak bergerak dan terlambatnya CTSM

Nurcahyo melanjutkan, pada ketinggian pesawat 11.000 kaki, tenaga mesin semakin berkurang karena thrust lever di sebelah kanan tidak bisa bergerak dan membuat thrust lever kiri semakin mundur. Perbedaan thrust lever kanan dan kiri ini disebut asimetri.

Ia mengatakan, untuk mencegah asimetri tersebut, sistem Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) harus memutuskan auto throttle.

Namun, terjadi keterlambatan yang diyakini akibat informasi dari flight spoiler memberikan nilai rendah sehingga komputer memberikan sensor yang berbeda.

"Asimetri ini menimbulkan perbedaan tenaga mesin yang menghasilkan gaya yang membelokkan pesawat ke kiri, gaya ke kiri menjadi lebih besar dari gaya yang membelokkan ke kanan oleh aileron dan flight spoiler sehingga pesawat berbelok ke kiri," tuturnya.

Baca juga: 35 Orang Ahli Waris Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terima Ganti Rugi Rp 1,5 Miliar

Pilot tak sadar perubahan kokpit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com