Nurcahyo melanjutkan, pada ketinggian pesawat 11.000 kaki, tenaga mesin semakin berkurang karena thrust lever di sebelah kanan tidak bisa bergerak dan membuat thrust lever kiri semakin mundur. Perbedaan thrust lever kanan dan kiri ini disebut asimetri.
Ia mengatakan, untuk mencegah asimetri tersebut, sistem Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) harus memutuskan auto throttle.
Namun, terjadi keterlambatan yang diyakini akibat informasi dari flight spoiler memberikan nilai rendah sehingga komputer memberikan sensor yang berbeda.
"Asimetri ini menimbulkan perbedaan tenaga mesin yang menghasilkan gaya yang membelokkan pesawat ke kiri, gaya ke kiri menjadi lebih besar dari gaya yang membelokkan ke kanan oleh aileron dan flight spoiler sehingga pesawat berbelok ke kiri," tuturnya.
Baca juga: 35 Orang Ahli Waris Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terima Ganti Rugi Rp 1,5 Miliar
Pilot tak sadar perubahan kokpit
Nurcahyo juga mengatakan, selama penerbangan terdapat perubahan kokpit yaitu perubahan posisi thrust lever, penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat yang tidak disadari pilot.
Ia mengatakan, saat pesawat berbelok ke kanan dan kemudi miring ke kanan dapat membuat pilot berasumsi pesawat berbelok ke kanan.
"Kurangnya monitoring pada instrumen dan posisi kemudi yang miring ke kanan mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring ke kanan sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai," kata Nurcahyo.
Suara kapten tidak terekam
Terakhir, Nurcahyo mengatakan, suara kapten tidak terekam diduga karena tak menggunakan headset saat penerbangan sehingga analisis tak bisa dilakukan.
"Kemudian ada mikrofon yang kami harapkan bisa merekam apapun suara yang ada di cockpit tapi tertutup suara bising. Jadi kami tidak bisa menganalisa bagaimana kerja sama cockpit, apa saja perintahnya dari kapten ke co-pilot," ucap dia.
Baca juga: Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182 Terhambat Anggaran, Komisi V DPR Soroti Utang KNKT
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.