Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin Usung Konsep "Bali Kompendium" Saat KTT G20, Apa Itu?

Kompas.com - 13/11/2022, 20:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah sedang menyusun skema Bali Kompedium.

Skema ini nantinya akan dijadikan sebagai konsep kebebasan yang ditujukan kepada masing-masing negara G20 untuk merumuskan arah kebijakan investasi namun dengan membawa keuntungan bagi negara lainnya juga.

"Bahwa salah satu keputusan pada tingkat menteri adalah kita menyusun yang namanya Bali Kompendium. Bali Kompendium ini adalah sebuah konsep yang dibangun untuk memberikan kebebasan kepada masing-masing negara untuk menyusun arah kebijakan investasinya dengan menghargai keunggulan-keunggulan komparatif di negara masing-masing," jelas dia dalam B20 Summit, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: G20 Sudah Kumpulkan Dana Pandemi 1,4 Miliar Dollar AS

Pemerataan investasi dengan Bali Kompendium

Dengan Bali Kompendium tersebut, maka akan ada pemerataan dalam kebijakan investasi sehingga terwujudnya kesejahteraan negara yang adil.

"Saya pikir sudah saatnya di antara negara-negara G20 tidak boleh ada yang merasa lebih berhak dan merdeka daripada negara lain. Karena kita semua sama. Sekali lagi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi berkolaborasi mewujudkan cita-cita dunia untuk kesejahteraan bersama," ucap Bahlil.

Dirinya mencontohkan, kerja sama investasi Indonesia dengan Inggris. Inggris kata Bahlil memiliki akses pasar, kemudian Indonesia memanfaatkan akses tersebut.

"Contoh Indonesia dengan UK (Inggris), dia punya teknologi tinggi, dia punya akses dan kita berkolaborasi," jelasnya.

Baca juga: Bahlil: Hanya Seperlima Aliran Investasi Hijau Mengalir ke Negara Berkembang Termasuk RI

Investasi Inggris ke Indonesia

Dalam kesempatan itu, Bahlil mengatakan, Inggris sepakat berinvestasi ke Indonesia dalam hal pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Kesepakatan tersebut akan berbentuk penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung pada 27 November tahun ini.

"Dengan UK (Inggris) tanggal 27 (November) saya MoU. Saya ke London teken itu barang. Kita dengan UK bekerja sama pengembangan ekosistem EV battery (baterai kendaraan listrik) dan membangun kawasan industri EBT (energi terbarukan). Total investasinya di atas 7 miliar dollar AS. Ini dilakukan dalam beberapa tahun ke depan. FS (studi banding) sedang dibuat," pungkasnya.

Baca juga: RI-Inggris Teken Kerja Sama Perluasan Investasi, Bahlil: Ini Langkah Awal yang Baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com