Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Diburu Investor, Rupiah Kembali Tertekan

Kompas.com - 23/11/2022, 11:43 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada sesi Rabu (23/11/2022) pagi hari kembali bergerak melemah. Depresiasi ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap instrumen safe haven, utamanya dollar AS.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.693 per dollar AS, terapresiasi dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.697 per dollar AS. Namun, tidak berselang lama mata uang Garuda kembali tertekan, dan menembus level Rp 15.700 per dollar AS.

Depresiasi nilai tukar rupiah selaras dengan menguatnya indeks dollar AS. Data Investing menunjukan, greenback bergerak fluktuatif cenderung menguat pada kisaran 107,50.

Baca juga: Dipimpin Sektor Keuangan, IHSG Mencoba Bangkit Hari Ini

Sementara itu, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang bergerak cenderung stagnan. Tercatat yield obligasi AS tenor 10 tahun berada pada kisaran 3,76 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor saat ini berbondong-bondong memburu dollar AS yang merupakan safe haven. Pemicunya ialah kekhawatiran terhadap lonjakan kasus Covid-19 di China.

"Ibu kota China memperingatkan bahwa Ia menghadapi ujian paling parah dari pandemi Covid-19," kata dia, dalam risetnya, dikutip Rabu.

Baca juga: Naik Rp 2.000 Per Gram, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Dari dalam negeri, Ibrahim menambah, pasar masih terus mencerna pernyataan Bank Indonesia (BI) yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat disertai dengan tingginya tekanan inflasi, kenaikan suku bunga acuan agresif di negara maju, serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan. 

"Ada ancaman baru yang saat ini tengah membayangi gejolak ekonomi global. Ancaman itu dinamakan resflasi atau merupakan gabungan dari risiko resesi dan tingginya inflasi," ucap Ibrahim.

Baca juga: Pendapatan Terus Tumbuh, GoTo Semakin Dekat Profitabilitas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com