Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Produksi Migas, Pemerintah Optimalkan Reaktivasi "Idle Well"

Kompas.com - 27/11/2022, 12:01 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengaku berupaya keras meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, terutama untuk mencapai target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengoptimalkan produksi lapangan eksisting melalui reaktivasisumur-sumur migas yang tidak aktif (idle well). Hal ini tertuang dalam kesepakatan Head of Agreement (HoA) batch 1 Kerja Sama Aliansi Strategis Reaktivasi Idle Well Pertamina Regional 1 dengan 6 Provider Teknologi.

Dalam kesepakatan ini, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM bersama SKK Migas dan Pertamina Hulu Rokan Regional 1 berkolaborasi dan bersinergi secara intensif menyusun Program Kerja Sama Reaktivasi Idle Well di luar program WP&B (Work Program & Budget).

Baca juga: Masa Transisi ke EBT, Migas Masih Berperan Penting Jaga Ketahanan Energi RI

Adapun jumlah idle well di Zona 1 dan 4 Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP (PEP) sebanyak 507 sumur serta Zona 2 & 3 WK Rokan sebanyak 20 sumur, dengan potensi initial gain produksi dari seluruh sumur sebesar 7.398,6 BOPD.

"Pemerintah mendorong setiap upaya untuk menaikkan produksi migas. Sesuatu yang baru seperti teknologi atau lainnya, kita invite sebanyak mungkin dengan garis batas kita adalah tidak melanggar peraturan," jelas Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Noor Arifin Muhammad dalam siaran pers.

Arifin mengungkapkan, sumur yang direaktivasi ini merupakan sumur produksi atau sumur injeksi yang telah tidak aktif dalam jangka waktu minimum 6 bulan berturut-turut dan tidak termasuk forecasted production sebagai sumur produksi.

“Ini merupakan kerja sama b to b antara KKKS dengan provider teknologi,” kata dia.

Baca juga: EITI: Tantangan Besar Transisi Energi di RI, Apakah EBT Hasilkan Pendapatan Sama dengan Migas?


Untuk melancarkan pelaksanaan program ini, Pemerintah tengah menyusun peraturan pendukungnya.

“Aturannya masih dibahas. Kerja sama ini masih HoA, sehingga untuk detilnya masih dalam pembahasan,” lanjut dia.

Sebagai informasi, dari total 41.514 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 10.398 sumur yang masuk pada kriteria idle well.

Namun, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.

Baca juga: Kementerian ESDM: PLTS Atap Solusi Pemanfaatan Energi Terbarukan di Perkotaan

Pada WP&B Tahun 2023 ditargetkan kegiatan reaktivasi idle well sebanyak 1.000 sumur. Di luar program reaktivasi sumur yang sudah menjadi rencana kerja dalam WP&B, terdapat pula kegiatan atau program reaktivasi idle well non-WP&B yang berperan sebagai filling the gap untuk mencapai target nasional.

“Pemerintah mendorong KKKS mencari potensi reaktivasi idle well untuk dapat dilakukan reaktivasi di luar rencana kerja WP&B dengan mencari mitra kerja dengan mekanisme yang dapat diterapkan dalam kerja sama, antara lain No Cure No Pay, No Cure Less Pay, Performance Based, Risk & Reward dan sebagainya,” kata Arifin.

Baca juga: Untuk Capai Target Lifting Migas, SKK Migas Butuh Investasi Rp 2.400 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com