Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Turun Usai Uni Eropa Tunda Pembicaraan Sanksi untuk Rusia

Kompas.com - 27/11/2022, 10:02 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan dalam periode perdagangan sepekan, usai UE menunda pembicaraan terkait dengan pembatasan harga minyak Rusia.

Mengutip Bloomberg, harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari turun 2,1 persen ke posisi 76,28 dollar AS per barrel per barel. Brent juga turun 2 persen menjadi 83,63 dollar AS per barrel.

Sebelumnya, negara-negara G7 mengusulkan harga minyak Rusia di angka 65 hingga 70 dollar AS per barrel. Namun, Polandia dan negara-negara Baltik merasa pembatasan itu terlalu “menguntungkan” kepada Rusia dan sekarang para diplomat menunda diskusi hingga Senin pekan depan.

Baca juga: Soal Ganti Rugi Tumpahan Minyak Montara, Luhut: Masih Ada 11 Kabupaten di NTT Belum Dibayar

Pembicaraan terkait dengan pembatasan harga akan dilakukan sebelum pertemuan OPEC+ awal bulan depan. Menteri Energi Irak dan Arab Saudi bertemu pada hari Kamis lalu, dan mengatakan kelompok tersebut dapat mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan untuk mencapai stabilitas harga di pasar.

Harga minyak mentah telah mengalami penurunan pada bulan November. Hal ini membalikkan keuntungan yang dibuat pada bulan Oktober setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu setuju untuk mengurangi produksi.

Meningkatnya hambatan terhadap permintaan minyak mentah berasal dari penguncian ekonomi di China yang lebih ketat dan kekhawatiran akan resesi AS.

Baca juga: Dibayangi Sanksi Negara G7 terhadap Rusia, Harga Minyak Dunia Turun


"Stok kami menunjukkan sedikit kelebihan pasokan hingga akhir kuartal I-2022. Untuk saat ini, pasar minyak dihadapkan pada tantangan ekonomi makro,” kata analis Morgan Stanley termasuk Martijn Rats dan Amy Sergeant.

Adapun rencana pembatasan harga merupakan bagian dari upaya UE dan G7 untuk memberikan sanksi kepada Presiden Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina dengan mengurangi pendapatan Moskow.

Sementara pada saat yang sama, negara G7 mengizinkan negara lain untuk melanjutkan impor. Presiden Putin sebelumnya mengingatkan, pemberlakuan pembatasan oleh negara-negara barat tersebut, akan berdampak negatif pada pasar energi.

Baca juga: Petani NTT Ketiban Kompensasi Rp 2 Triliun atas Kasus Tumpahan Minyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com