Awalnya, ARS dipatok ke dolar AS. Setelah krisis keuangan yang tajam pada tahun 2001, bank sentral meninggalkan patokan dolar AS pada tahun 2002. Peso Argentina kemudian mengalami devaluasi sebesar 365 persen terhadap dollar AS.
Merespons hal itu, selama awal tahun 2000-an, pemerintah Argentina mengambil langkah-langkah untuk menahan nilai tukar sekitar 3 peso hingga 1 dollar AS, mencoba memicu ledakan ekspor, dan pada gilirannya, mendatangkan uang baru.
Pembelian dollar AS oleh bank sentral di pasar terbuka berarti negara itu mengumpulkan cadangan yang besar, yang akhirnya habis oleh pemerintah Cristina Fernández de Kirchner dalam upaya untuk menopang nilai peso.
Baca juga: Apa Nama Mata Uang Resmi Negara Timor Leste?
Pemilihan Presiden Mauricio Macri pada tahun 2015 menyebabkan pelonggaran kontrol moneter yang diberlakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Pada tahun 2016, bank sentral menghapus sebagian besar batasan pada jumlah tabungan yang dapat dikonversi individu dan perusahaan menjadi dolar AS. Pergerakan ini menyebabkan devaluasi 30 persen dari nuevo peso, memicu kekhawatiran inflasi baru.
Sebagai tanggapan, bank sentral mengubah kebijakan moneternya, menargetkan tingkat inflasi tahun-ke-tahun di bawah 5 persen per tahun hingga tahun 2020.
Banco Central de la República Argentina sekarang berdagang langsung di pasar valas (FX) untuk memperkuat neraca dan memuluskan fluktuasi nilai mata uang.
Baca juga: Kenali Nama Mata Uang China, Apa Bedanya Renminbi dan Yuan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.