Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Berkolaborasi dengan UKM, Bogasari Optimistis Hadapi Tantangan 2023

Kompas.com - 21/12/2022, 20:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Tren konsumen dan tren kuliner

Dalam paparannya, Editorial Director and Restaurant Editor www.feastin.id, Kevindra P Soemantri, mengungkapkan 2 aspek penting yang harus dipahami dalam menyikapi tren kuliner 2023 yakni tren konsumen dan tren makanan.

Selain itu dia juga mengatakan, ada 3 tren konsumen yang akan muncul di 2023 yakni explorative foodie, cita rasa versus gimmick, dan bersantap di tempat atau dine in. 

Exploratove foodie adalah tipe konsumen yang gemar menyantap kuliner-kuliner dengan banyak konsep berbeda dan tidak takut mencoba hal baru.

“Bagi pebisnis kuliner ini merupakan kesempatan tapi sekaligus juga tantangan, yakni harus menjaga loyalitas lewat kualitas produk dan konsumen jenis ini mudah terbawa arus,” jelas Kevin.

Sementara cita rasa versus gimmick artinya konsumen sekarang sudah mulai paham mana jenis makanan yang sekadar gimmick atau yang memang betul-betul lezat dan nikmat.

Pada akhirnya, konsumen sekarang akan lebih memilih untuk beli makanan yang punya cita rasa lezat alih-alih hanya sekadar fenomenal, tapi tak punya cita rasa yang ignin membuat mereka makan lagi.

Sementara itu, setelah 2 tahun semuanya serba online, rupanya justru sekarang mendorong konsumen untuk kembali menikmati hidangan secara tatap muka atau datang langsung ke tempatnya.

“Untuk konsumen makan di tempat ini menjadi sebuah kesempatan membuka kedai sendiri dan atau melakukan konsinyasi atau profit sharing dengan toko. Namun ini juga menyiratkan tantangan untuk mempersiapkan produk yang tahan lama, kemasan dan distribusi,” tambahnya.

Lebih jauh Kevin memaparkan, adanya tren kuliner Indonesia baru yakni sebuah tren di mana akan banyak muncul penggabungan antar kuliner Indonesia, seperti contohnya Se'I dan Sambal Matah. Sementara itu kue tetap jadi makanan incaran konsumen, namun bukan lagi kue-kue modern.

Justru kue tradisional baik tradisional Indonesia maupun tradisional negara lain yang akan menarik perhatian.

“Contohnya Pandesal (Filipina), Baumkuchen (Jerman), Drommekage (Denmark), Funnel Cake ( Amerika) dan lain-lain. Uniknya lagi, akan semakin banyak penggunaan bahan pangan lokal yang menarik perhatian konsumen. Misalnya penggunaan garam amed dari Bali, gula aren (Kulon Progo), Pala (Papua), madu (Sumbawa), Vanila dari Flores, dan lain-lain,” jelas Kevin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com