Agustinus menjabarkan, ketika itu tekanan itu terjadi, akan ada koreksi dinamika ekonomi. Misalnya, ketika pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diperkirakan masih di atas 5 persen, maka pada tahun ini akan terkoreksi jadi sekitar 4,8 persen.
"Karena itu, 2023 secara umum, lebih buruh kondisinya dibandingkan tahun 2022," ucap dia.
Meskipun begitu Agustinus menekankan, walaupun secara global terdapat resesi, dampaknya terhadap ekonomi Indonesia relatif marginal.
Ia yakin, Indonesia tidak akan masuk ke dalam risiko resesi, bahkan stagflasi sekalipun.
"Tetapi skenario yang kita hadapi adalah adanya koreksi pertumbuhan ekonomi, itu tantangan," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.