Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Puji Astuti
Karyawan BUMN

Pemerhati ekonomi dan UMKM

Menghalau Resesi, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 16/02/2023, 15:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun demikian, Indonesia tetap harus waspada mengingat masih adanya kemungkinan gejolak global yang lebih besar.

IMF memprediksi adanya potensi sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi di tahun 2023. Resesi ini dipicu oleh perlambatan ekonomi secara serentak tiga negara dan kawasan perekonomian terbesar dunia, yakni Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa.

Kebijakan antisipatif

Potensi terjadinya pelambatan situasi ekonomi yang mengarah ke resesi masih mungkin terjadi.

Oleh sebab itu, Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, telah menyiapkan berbagai langkah ansipatif guna menghindari memburuknya perekonomian nasional sebagai akibat perlambatan ekonomi global.

Langkah antisipasi tersebut dilakukan melalui penguatan core ekonomi dalam negeri, yakni konsumsi dan investasi.

Penguatan tersebut diwujudkan dalam strategi dan kebijakan utama seperti pengendalian inflasi dengan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif), optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dan pengembangan UMKM, diversifikasi pasar ekspor, transformasi ekonomi melalui implementasi UU Cipta Kerja, reformasi dan pendalaman sektor keuangan melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), hilirisasi industri, peningkatan produktivitas dan pemberdayaan SDM, serta penguatan sektor pariwisata.

Sejalan dengan itu, Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral mengarahkan bauran kebiijakannya untuk pro-stability melalui kebijakan moneter, dan pro-growth melalui kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pengembangan UMKM dan ekonomi syariah.

BI berharap langkah kebijakan yang senada dengan Pemerintah dapat memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia terhadap gejolak global.

Berbagai langkah antisipatif baik dari Pemerintah, BI, maupun lembaga lainnya utamanya bertujuan membuat ekonomi Indonesia tidak hanya bertahan dari goncangan, namun dapat terus tumbuh dan menyejahterakan masyarakat.

Sinergi dan kolaborasi berbagai elemen masyarakat adalah syarat yang harus dijalani untuk menghalau ancaman resesi, serta membentuk optimisme pertumbuhan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com