Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Mewah PNS Kemenkeu Sangat Dibenci Sri Mulyani

Kompas.com - 03/03/2023, 09:50 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku sangat terganggu dengan fenomena PNS Kementerian Keuangan (Kemenkeu) maupun anggota keluarganya yang hobi pamer gaya hidup mewah.

Menurut dia, sebagai kementerian yang mengelola pemasukan dan pengeluaran negara, institusinya sangat mengedepankan kepercayaan masyarakat sebagai harga mati.

Gaya hidup yang dipamerkan PNS Kemenkeu dan keluarganya bisa membuat sentimen negatif di masyarakat, sehingga bermunculan anggapan kalau uang pajak yang dibayarkan rakyat bukan untuk pembangunan sepenuhnya, tapi malah dikorupsi.

"Itu kan harapan dan kerangka disiplin yang adil, jadi saya katakan waktu Anda masuk di Kemenkeu dan di sumpah menjadi ASN, pejabat Anda tidak bisa menghindar dari harapan masyarakat itu," ujar Sri Mulyani dikutip dari siaran Rosi KOMPAS TV, Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Profil Belasting Rijder, Klub Moge DJP yang Dibubarkan Sri Mulyani

Ia bilang, PNS yang bekerja di Kementerian Keuangan sangat tidak elok memamerkan harta kekayaan maupun gaya hidup mewah, lantaran besarnya nominal remunerisasi gaji mereka dibayarkan dari uang pajak rakyat.

Sri Mulyani sendiri mengaku, ia selama ini sama sekali tak pernah memamerkan harta kekayaannya. Bukan karena alasan pencitraan sebagai pejabat publik, namun lebih karena etika yang dianggap tidak pantas.

"Kalau Anda tidak bisa seperti itu, Anda tidak pantas jadi bendahara negara. Bisa dibayangkan ada bendahara negara dan jajaran Kemenkeu berulah, mana mungkin kita bisa dipercaya," ujar Sri Mulyani.

Dia menegaskan, semua ASN yang bekerja di Kementerian Keuangan, dilarang memamerkan gaya hidup mewah karena bakal melukai perasaan pada pembayar pajak.

Baca juga: Profil Eko Darmanto, Kepala Bea Cukai DIY yang Hobi Pamer Harta

"Ini adalah konsekuensi yang sangat logis bahwa kalau anda bekerja di Kemenkeu," sambung dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini sangat memahami kekecewaan dan kemarahan masyarakat kepada Kemenkeu atas prilaku keluarga mantan pejabat Dirjen Pajak Rafael Alun Trisambodo (RAT) yang pamer harta dan kasus penganiayaan yang menjerat anak RAT sebagai tersangaka.

Belum selesai kasus Rafel dari Ditjen Pajak, kini publik juga menyoroti gaya hidup mewah salah satu pegawai Bea Cukai.

Ia menilai sikap tersebut wajar karena publik sangat menaruh harapan terhadap Kemenkeu sebagai bendahara negara.

Tugas Kemenkeu saat ini yakni mengamankan para ASN yang sudah bekerja dengan baik masuk dalam lingkaran ketidak percayaan publik.

Baca juga: Habis Rafael dari Pajak, Kini Muncul Eko Wakili Bea Cukai

"Saya katakan kalau kita tidak pernah membuat garis pemisah, jangan merasa sakti hati kalau anda dianggap sama dengan mereka," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani bilang, PNS Kemenkeu seharusnya merasakan kepekaan jika pamer kemewahan bisa menyakiti perasaan wajib pajak di era media booming sosial seperti sekarang, terlebih mereka digaji tinggi dari pajak rakyat.

"Kalau Anda kelihatan mewah itu bukannya itu kelihatan keren, tapi malah rakyat marah, dan membuat anda dalam keadaan posisi defensive," lanjutnya.

Bubarkan klub moge DJP

Sebelumnya, Sri Mulyani juga sudah memerintahkan langsung pembubaran klub motor Belasting Rijder, komunitas yang menjadi wadah perkumpulan penyuka motor gede para pegawai DJP.

Baca juga: Ini Nominal Gaji PNS Bea Cukai dan Aneka Tunjangannya

Sri Mulyani mengaku terus memantau situasi pasca-terkuaknya fenomena gaya hidup mewah pegawai pajak. Jika terus dibiarkan, maka bisa menggerus kepercayaan publik pada institusi DJP.

"Beberapa hari ini beredar di berbagai media cetak dan online foto dan berita Dirjen Pajak Suryo Utomo mengendarai motor gede (moge) bersama klub Belasting Rijder DJP yaitu komunitas pegawai pajak yang menyukai naik motor besar," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya.

Melihat fenomena klub motor dengan unggahan tunggangan mewah sebagaimana diperlihatkan Dirjen Pajak Suryo Utomo, Sri Mulyani meminta anak buahnya menjelaskan soal asal muasal kekayaannya kepada publik.

"Menyikapi pemberitaan tersebut, saya menyampaikan instruksi kepada Dirjen Pajak sebagai berikut. Jelaskan dan sampaikan kepada masyarakat/publik mengenai jumlah harta kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya seperti yang dilaporkan pada LHKPN," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Intip Gaji Kepala Bea Cukai Jogja yang Pamer Kekayaan di Medsos

Bahkan selain meminta Dirjen Pajak melakukan klarifikasi ke publik, Sri Mulyani juga menginstruksikan klub motor Belasting Rijder dibubarkan karena terindikasi menjadi cerminan gaya hidup berlebihan beberapa pegawai pajak.

"Meminta agar klub BlastingRijder DJP dibubarkan. Hobi dan gaya hidup mengendarai moge menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP," tegas Sri Mulyani.

Mantan akademisi FE UI ini menyebut, meski moge maupun aset lainnya didapatkan dengan cara yang halal sekalipun, sebagai PNS DJP, sebaiknya hal-hal berbau mewah tersebut tak dipertontonkan ke masyarakat yang jadi pembayar pajak.

"Bahkan apabila moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat/pegawai Pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik," ungkap Sri Mulyani.

Baca juga: Bharada Richard Eliezer Tak Dipecat Polri, Sekian Gaji yang Diterimanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com