Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Ungkap Pentingnya "Buffer Zone" di Sekitar Obyek Vital Nasional

Kompas.com - 12/03/2023, 22:12 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

“Lalu Plumpang ditinggalkan? Tidak. Ada lubricant, atau oli yang memang tidak memerlukan pipa seperti BBM. Mungkin lebih aman. Jadi eksosistem untuk lubricant bisa dikembangkan disitu,” kata Erick di Tennis Indoor Senaya, GBK, Kamis malam (9/3/2023).

Namun demikian, Erick belum memberikan keterangan terkait hal tersebut secara rinci. Ia mengatakan, semua proses bisnis yang dijalani tentu harus ada hitungannya. Terkait rencana pengembangan ekositem lubricant, akan dibicarakan di Komisi VI DPR RI, bersama dengan Pertamina.

“Tapi kan itu semua mesti ada hitungan bisnisnya. Makanya komisi VI akan mengambil Direksi Pertamina untuk memaparkan ini. Jadi, jangan debat kusir yang tidak penting, pesan Presiden, keselamatan rakyat harus diprioritaskan,” lanjut ketua PSSI itu.

Erick mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus dalam memetakan buffer zone untuk kawasan vital nasional, seperti kilang minyak, hingga pupuk. Salah satu yang diusulkan adalah membuat parit air, seperti yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Sri Mulyani Minta Pemeriksaan Pegawai Kemenkeu yang Hartanya Janggal Segera Rampung

“Yang kita lakukan sekarang mulai memetakan buffer zone untuk kawasan vital seperti kilang, pupuk ada buffer zone-nya. Salah satu inisiasi yang sudah diusulkan bapak presiden membikin parit air,” ungkap Erick.

“Artinya, proses ini akan kita lakukan yang utama buffer dulu. Kalau pemindahan itu, perlu waktu, dan Pelindo harus bikin tanah-nya dulu, itu mungkin baru 2024,” lanjutnya.

Erick menekankan, obyek vital nasional bukan hanya kilang. Sehingga, manajemen risiko juga perlu diterapkan di bisnis-bisnis lainnya, seperti pupuk yang juga butuh perhatian khusus. Apalagi pupuk memiliki bahan-bahan yang bisa memicu ledakan, seperti gas amonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com