Selama saya menggeluti bidang transformasi digital, sangat tampak bahwa perilaku, karakter dan cara kerja generasi X, Y, Z sangat dipengaruhi dan tergantung pada infrastruktur telekomunikasi, platform digital, perangkat digital, dan ekosistem digital global.
Semua itu telah memengaruhi pola pikir generasi X, Y, Z secara sangat masif. Dan satu hal, mereka juga menganggap bahwa generasi di atasnya harus bisa berpikir seperti mereka atau setidaknya memahami perilaku mereka.
Siapapun generasinya, memang harus sadar bahwa saat ini hampir tidak ada sisi kehidupan yang tidak tersentuh digital. Mulai bangun tidur, sampai akan tidur lagi.
Mungkin hanya saat tidur saja kita betul-betul bebas digital (itu pun bisa terdisrupsi oleh alarm digital yang sengaja kita atur untuk membangunkan).
Saatnya generasi tua meng-update terus situasi dan kondisi terkini, agar bisa tepat mengayomi dan memberi arah terbaik untuk generasi di bawahnya.
Dan saatnya pula generasi X, Y, Z, secara terbuka menerima pemikiran dan pengalaman generasi Pre dan Baby Boomers yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Saya punya pengalaman dan merasa beruntung karena memiliki teman dan sahabat yang lebih tua mulai dari akademisi, tokoh agama, musisi, seniman, politisi, praktisi dan pelaku bisnis. Saya banyak belajar dari wisdom yang mereka miliki.
Saya juga beruntung bisa bergaul dan belajar banyak dari generasi X, Y, Z. Mereka adalah manusia-manusia yang lahir saat era digital yang memiliki visi ke depan yang luar biasa.
One Policy Five Generations juga bisa menjadi pendekatan kebijakan yang bertujuan menghasilkan kebijakan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga memperhitungkan kebutuhan dan dampaknya terhadap generasi ke depan.
Kebijakan bisa diprediksi dan diukur berdasarkan dampak jangka panjang, dengan segala plus minusnya termasuk dampak terhadap lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.
Konsep One Policy Five Generations juga berdampak positif untuk pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan meminimalisasi kebijakan yang mengorbankan kepentingan jangka panjang demi kepentingan jangka pendek.
Hal ini penting agar kebijakan yang dihasilkan dapat memberikan manfaat bagi generasi ke depan, memastikan kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidup.
Sebagaimana dilansir Restore Digital dalam insightnya berjudul One Policy Five Generation, menyatakan bahwa keamanan data sangat penting untuk keselamatan karyawan serta bisnis yang lebih luas.
Lebih lanjut Restore Digital menyatakan, menurut Forrester, Generasi Milenial terintegrasi secara digital ke dunia setiap saat dibandingkan dengan Generasi X yang menggunakan teknologi semata-mata untuk kenyamanan.
Ada kecenderungan Milenial jauh lebih mementingkan kenyamanan dan produktivitas, dengan keamanan yang kurang menjadi prioritas.
Agak berbeda dengan Time, Restor Digital mengelompokan generasi menjadi Maturis lahir 1924-1945, Baby Boomers lahir 1946-1960, Generasi X lahir 1961-1980, Generasi Y lahir 1981-1995 dan Generasi Z lahir 1996 dan seterusnya.
Mengakomodasi perbedaan cara kerja yang disukai setiap generasi adalah tugas yang tidak mudah, tetapi sangat penting dan strategis. Hal ini terkait juga dengan keamanan data, termasuk pelindungan data pribadi yang merupakan sebuah keniscayaan.
Apapun institusinya mengabaikan faktor keamanan siber akan berakibat fatal. Oleh karena itu, sudah saatnya memberikan perhatian serius terhadap hal ini.
Di saat lima generasi berkolaborasi dan bekerja sama dalam satu ekosistem visi misi dan kebijakan yang sama, keamanan data dan keamanan siber adalah faktor penting yang harus menjadi prioritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.