Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namanya Disebut-sebut Jadi Cawapres, Erick Thohir: Saya Tegak Lurus ke Bapak Presiden

Kompas.com - 03/05/2023, 16:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal namanya yang digadang-gadang masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Erick mengatakan, pihaknya saat ini sedang fokus menjalankan penugasan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri BUMN. Erick enggan menanggapi potensinya menjadi cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.

"Saya tegak lurus kepada Bapak Presiden, saya ini Menteri BUMN," ujarnya dalam acara ramah tamah dengan media di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Akan Setor Rp 80,2 Triliun, Erick Thohir: Tahun Ini Kita Akan Berikan Dividen Terbesar Sepanjang Sejarah BUMN

"Saya tidak mau terjebak politik yang ada, hari ini fokus kerja dulu, dan ini manfaatnya banyak juga kepada rakyat," imbuh dia.

Erick menyebut, dirinya terus berupaya menggenjot kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah. Menurutnya, saat ini kinerja BUMN kian membaik, tercermin dari peningkatan laba sebesar Rp 13 triliun di 2021 menjadi Rp 124 triliun di 202.

Lalu laba BUMN naik lagi menjadi sebesar Rp 303 triliun di 2023, meski dikurangi nilai retrukturisasi PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) sebesar Rp 60 triliun.

"Ini artinya performance. Tentu saya priorotaskan kerja untuk menyelesaikan tugas saya sebagai Menteri BUMN," katanya.

Meski begitu, dia tetap mengapresiasi sejumlah survei yang menempatkan dirinya menjadi salah satu tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Namun, ia menegaskan, keputusan mengenai capres dan cawapres ada pada partai politik, di mana saat ini pun dirinya tak bergabung dengan partai politik apapun.

"Kita tahu, konteksnya di politik Indonesia, kalau bicara capres-cawapres keputusannya partai, harus 20 persen. Saya kebetulan tidak punya partai. Jadi kita fokus saja yang ada di depan mata, kerjaan banyak," kata Erick.

"Jadi saya dalam bicara politis ini hati-hati. Jangan sampai nanti justru lebih banyak politik daripada perfomance di BUMN," tutupnya.

Sebelumnya, dalam survei Poltracking Indonesia yang dirilis 28 April 2023, menunjukkan bahwa elektabilitas Erick unggu dibandingkan tokoh cawapres lainnya.

Pada simulasi 20 nama tokoh bakal cawapres, Erick unggul dengan elektabilitas sebesar 16,3 persen. Dia juga unggul pada simulasi 10 nama bakal cawapres dengan elektabilitas mencapai 17,1 persen.

Secara rinci, dalam simulasi 10 nama bakal cawapres, di bawah Erick Thohir ada Sandiaga Uno dengan elektabilitas sebesar 15,5 persen dan Mahfud MD sebesar 7,8 persen.

Baca juga: Erick Thohir Perintahkan BUMN Tidak Gelar Halal Bihalal

Lalu Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 7,7 persen, Khofifah Indar Parawansa 6,8 persen, Puan Maharani 3,5 persen, Airlangga Hartarto 3,1 persen, Muhaimin Iskandar 3 persen, dan Andika Perkasa 2,5 persen.

Selain itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga menyatakan bahwa akan terus mendorong Erick untuk bisa berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno mengatakan, partainya dan Erick telah memiliki hubungan baik dan kedekatan yang cukup lama. Sehingga, ada keinginan untuk mendorong agar Ketua Umum PSSI itu ikut dalam kontestasi elektoral mendatang.

"Tentu kita akan berupaya agar Pak Erick Thohir bisa diakomodir. Bisa ikut bertarung di panggung nasional dalam Pilpres 2024, paling tidak sebagai cawapres,” ujar Eddy pada Kompas.com, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Dirut Waskita Jadi Tersangka Korupsi, Erick Thohir: Peringatan bagi BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com