Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Angkringan
Regulator Keuangan

Angkringan adalah kolaborasi antara Indonesian Insight Kompas dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Di sini topik ekonomi wilayah diperbincangkan dengan renyah, mencakup topik ekonomi kreatif pula, laiknya kepanjangan akronim Angkringan, yaitu Bincang Kreatif, Ringan, Guede Manfaate...

Akankah Terjawab Tantangan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen untuk Jawa Tengah?

Kompas.com - 05/05/2023, 17:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEPAT sebelum pandemi Covid-19 menggempur Indonesia dan dunia, Jawa Tengah ditantang untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7 persen pada 2023. Ini karena tren yang ada saat itu memperlihatkan ekonomi Jawa Tengah mampu tumbuh melebihi data nasional.

 

Kompas.com pun sempat berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Jumat (14/2/2020), soal tantangan yang datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tersebut. 

Baca juga: Ganjar Pranowo Buka-bukaan soal Tantangan Ekonomi Tumbuh 7 Persen

Namun, pandemi lalu datang. Seperti wilayah lain yang menerapkan pembatasan aktivitas publik, baik di dalam negeri maupun di tataran global, Jawa Tengah pun harus menerima pertumbuhan ekonomi terpuruk pada tahun pertama pandemi. 

Saat ini, ekonomi Jawa Tengah sudah kembali mendekati tren sebelum pandemi.

 

Pertanyaannya kemudian, di level berapakah pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada 2023 yang realistis? Apa pula penjelasannya?

Kompas.com pun berbincang dengan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, Selasa (2/5/2023), tentang prospek dan tantangan ekonomi Jawa Tengah pada 2023 ini.

"Target (pertumbuhan ekonomi) 7 persen dapat dicapai beberapa tahun ke depan, kata Rahmat membuka perbincangan.   

Syaratnya, sebut dia, ada peningkatan penggunaan teknologi, peningkatan efisiensi ekonomi, sembari mendorong sumber ekonomi baru seperti penerapan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular (green and circular economy). 

Ekonomi hijau adalah ekonomi yang ramah lingkungan. Hampir mirip, ekonomi sirkular merupakan konsep ekonomi yang mendorong dan menjaga penggunaan sumber daya selama mungkin, termasuk menerapkan daur ulang dan menggunakan energi terbarukan.

Adapun untuk 2023, Rahmat optimistis ekonomi Jawa Tengah akan tumbuh di kisaran 4,5-5,3 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra. Gambar diambil pada Selasa (2/5/2023).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra. Gambar diambil pada Selasa (2/5/2023).

Sekalipun industri pengolahan ada di Jawa Tengah, kata Rahmat memberikan contoh, dominasi industri di wilayah ini adalah makanan dan minuman yang belum menggunakan teknologi tinggi. 

Namun, Rahmat menyebut situasi ini sebagai potensi sekaligus tantangan yang harus dijawab bersama oleh warga dan aparatur Jawa Tengah. Yaitu, ujar dia, mencari cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa mencapai kisaran level 6-7 persen dengan kondisi dominasi industri yang ada itu.

"Ekonomi seharusnya inklusif sehingga kesejahteraan rakyat terangkat," kata Rahmat.

Menurut Rahmat, Jawa Tengah dapat dipetakan sebagai wilayah dengan pertanian yang dominan. Pertanian di sini adalah dalam konteks luas, yang di dalamnya mencakup pula peternakan, nelayan, dan perkebunan. Jawa Tengah, tegas dia, merupakan lumbung pangan.

"(Tantangannya adalah) hilirisasi pertanian, mengoptimalkan industri makanan dan minuman untuk punya linkage dengan pertanian, sehingga lebih sustain. Bank Indonesia mendukung itu," ungkap Rahmat.

Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan disarikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menguatkan sinyalemen soal dominasi pertanian dalam konteks luas tersebut dalam roda perekonomian Jawa Tengah.

Pada April 2023, Jawa Tengah mencatatkan inflasi 0,28 peresn (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi mtm nasional yang ada di level 0,33 persen. Meskipun, inflasi tahunan Jawa Tengah pada April 2023 yang tercatat 4,40 persen masih lebih tinggi dibanding data nasional yang ada di level 4,33 persen. 

 

Kenaikan inflasi komoditas pangan seperti daging ayam ras dan beras didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan momentum festive season Idul Fitri 1444 H. Sementara itu, peningkatan tarif angkutan antar-kota terjadi seiring peningkatan mobilitas masyarakat yang berlangsung selama periode mudik Lebaran.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas angkutan udara seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan serta berakhirnya masa berlaku penerapan biaya tambahan (fuel surcharge) yang dikenakan kepada maskapai penerbangan. Penurunan harga avtur juga diperkirakan menjadi penyebab penurunan tarif angkutan udara lebih lanjut.

Sementara itu, beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan cabai merah juga menjadi faktor penahan kenaikan inflasi pada periode ini.

Hal ini terjadi seiring dengan kecukupan pasokannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah. Panen hortikultura tercatat berlangsung sepanjang periode laporan di beberapa daerah, seperti di Temanggung dan Brebes.

Presiden Joko Widodo melakukan selfie atau berswafoto bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).DOK SEKRETARIAT PRESIDEN Presiden Joko Widodo melakukan selfie atau berswafoto bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).

Sebagai pengingat pula, berikut ini adalah video percakapan Kompas.com dan Ganjar di sela perjalanan dan agendanya yang berkejaran, Jumat (14/2/2020), tentang tantangan ekonomi Jawa Tengah:

Dalam semua hal itu, Rahmat pun berkeyakinan persoalan sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi kunci. Namun, pendekatannya adalah menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat pula. 

"Pendidikan harus mempersiapkan SDM ini sesuai kapasitas yang bersangkutan dan lapangan nyata yang dihadapi," ujar dia memberikan contoh gambaran.

Semua tantangan ini menjadi kembali relevan seturut target pertumbuhan Jawa Tengah untuk 2024-2026 yang disebut dipatok lagi di kisaran 7 persen. Bagaimana warga Jawa Tengah, siap menjawab tantangan pertumbuhan ekonomi ini? 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com