Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2023, 09:08 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

OMAHA, KOMPAS.com - Miliarder Warren Buffett yang merupakan pemilik Berkshire Hathaway mengungkapkan, kondisi ekonomi ke depannya akan semakin tidak pasti. Hal itu disampaikan Buffet pada Sabtu (6/5/2023) di hadapan 40.000 pemegang saham di Omaha di Berkshire Hathaway.

“Tidak ada kepastian untuk besok, tidak ada kepastian untuk tahun depan, dan tidak ada yang pasti, baik proyeksi pasar atau bisnis, maupun hal lainnya, ” kata Buffett mengutip CNBC, Selasa (9/5/2023).

Investor kawakan itu mengatakan, periode luar biasa dari belanja berlebihan di era stimulus pandemi Covid-19 telah berakhir, dan sekarang banyak bisnis yang dihadapkan pada penumpukan inventaris yang harus segera disingkirkan.

“Ini adalah iklim yang berbeda dari enam bulan lalu. Dan sejumlah manajer kami terkejut,” lanjut Buffett.

Baca juga: Ekonomi Global Tak Menentu, Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan RI Masih Terjaga

“Beberapa dari bisnis memiliki terlalu banyak inventaris yang dipesan, dan kemudian tiba-tiba barang itu dikirimkan, dan orang-orang tidak memiliki kerangka berpikir yang sama seperti sebelumnya. Sekarang kami akan mulai melakukan penjualan ketika kami tidak perlu melakukan penjualan sebelumnya,” lanjut dia.

Berkshire memiliki grup anak perusahaan yang beragam, mulai dari Borsheims Fine Jewelry dan pakaian olahraga Brooks Running, hingga Duracell, See's Candies, Dairy Queen, perusahaan pakaian Fruit of the Loom, serta Nebraska Furniture Mart.

Investor selalu melihat ke Buffett sebagai wawasan ekonomi, karena segudang bisnisnya terkait erat dengan pengeluaran yang lebih luas dan permintaan secara keseluruhan. Buffett juga memiliki bisnsi Kereta Api BNSF, yang memberinya pandangan mengenai pengiriman barang ke seluruh negeri, yang juga dapat memberikan petunjuk tentang tingkat aktivitas ekonomi.

Buffett mengatakan bisnisnya telah mengalami periode ekstrem, yakni konsumen berbelanja secara royal, Hal ini membuat banyak manajer di anak perusahaannya berlebihan untuk persediaan produk tertentu.

“Itu hanya masalah pengiriman barang. Orang membeli, dan mereka tidak menunggu penjualan. Jika kamu tidak dapat menjual satu barang kepada mereka, mereka akan memasukkan barang lain ke dalam persediaan mereka,” kata Buffett.

Baca juga:

Ikon investasi yang kini berusia 92 tahun itu memperkirakan akan ada penurunan pendapatan untuk banyak bisnisnya, mengingat perlambatan ekonomi yang saat ini tengah terjadi. Dia juga mengatakan, bukan pertanda baik bagi mereka yang percaya bahwa saat ini tengah menghindari resesi.

“Dalam perekonomian secara umum, umpan balik yang kami dapatkan adalah, sebagian besar bisnis kami benar-benar melaporkan pendapatan yang lebih rendah tahun ini dibandingkan tahun lalu,” katanya.

Namun demikian, Berkshire memiliki posisi yang baik dalam hal pendapatan investasinya karena suku bunga yang lebih tinggi menghasilkan keuntungan yang substansial. Berkshire mengantongi sekitar 130 miliar dollar AS dalam bentuk tunai dan surat utang negara pada akhir kuartal pertama tahun ini.

Berkshire bernasib baik sejauh ini meskipun kondisi makro yang menantang, dengan pendapatan operasional melonjak 12,6 persen pada kuartal pertama. Solidnya kinerja tersebut didorong oleh rebound bisnis asuransi. Pendapatan keseluruhan juga meningkat tajam sebagian berkat perolehan portofolio ekuitasnya, yang dipimpin oleh Apple.

Baca juga: Kinerja Ekonomi Indonesia 3 Bulan Pertama 2023, Ungguli China hingga Nomor 2 Tertinggi di Antara Negara Maju

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Whats New
Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Whats New
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Whats New
Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Whats New
Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Whats New
Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Whats New
Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Whats New
10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

Whats New
BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

Whats New
IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

Whats New
Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Whats New
Suatu Perekonomian Dikatakan Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Apabila...

Suatu Perekonomian Dikatakan Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Apabila...

Whats New
Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sinergi untuk Dukung Ekspor Produk Indonesia

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sinergi untuk Dukung Ekspor Produk Indonesia

Whats New
Indikator Tingkat Keberhasilan Pertumbuhan Ekonomi

Indikator Tingkat Keberhasilan Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com