Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Gas di Era Transisi Energi, dari Suplai, Infrastruktur hingga Harga

Kompas.com - 13/06/2023, 19:28 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Momentum penggunaan gas di era transisi energi terancam lewat begitu saja lantaran ada sejumlah kendala. Salah satunya, soal belum siapnya infrastruktur di dalam negeri.

Persoalan gas, dibahas pada acara "10th Indogas and Power 2023: Indonesia Gas Conference and Exhibition" di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Menurut Aris Mulya Azof, Chairman Indonesia Gas Society (IGS), infrastruktur menjadi kunci untuk meningkatkan konektivitas penyaluran gas di Indonesia. Permintaan akan gas bumi sebenarnya mulai tumbuh ya, tapi terbentur masalah infrastruktur.

"Ada dua masalah di kita. Pertama soal supply, produksi gas dalam skala besar tidak kontinu. Artinya terputus dengan pengembangan baru. Kedua kurangnya infrastruktur. Di sini ada market, (tapi) di situ tidak ada supply" kata Aris melalui keterangan pers, Selasa (13/6/2023).

Aris mengungkapkan, selain masalah suplai dan infrastruktur, harga gas juga masih menjadi tantangan cukup besar untuk dicarikan solusinya. Padahal hal ini dinilai berhubungan dengan ketersediaan infrastruktur.

"Affordability, artinya jangkauan dari kemampuan konsumen untuk menyerap atau membeli dengan harga yang sesuai keekonomian dari hulu," ungkap Aris.

Baca juga: Ada Usul Dinaikkan, Menteri ESDM Tegaskan Harga Gas Industri Tak Berubah

Upaya pemerintah

Mustafid Gunawan, Direktur Pembinaan Program Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, menjelaskan dari sisi pemerintah berbagai kebijakan sudah dikeluarkan dan akan disiapkan. Tujuannya untuk memanfaatkan potensi gas bumi yang memang besar.

Menurut dia, beberapa blok migas yang ditawarkan pemerintah dalam lelang juga sebagian besar memiliki potensi gas alam.

Selain itu, lanjut Mustafid, kebijakan yang diluncurkan juga diarahkan untuk menggenjot kawasan industri yang berbasis gas.

"Lokasinya nanti akan berdekatan dengan sumber gas alam, kita harap industrinya bisa makin efisien," jelas Mustafid.

Baca juga: Topang Transisi Energi, Gas Bumi Berada Dalam Masa Emas

Prioritas bisnis gas di RI

Menurut Mustafid ada empat prioritas utama untuk Bisnis Gas Indonesia.

Pertama, percepatan pemanfaatan gas domestik. Pemanfaatan gas domestik pada 2022 mencapai 68 persen dari total gas yang dimonetisasi dengan mendongkrak penciptaan permintaan gas bumi.

Kedua, mengamankan pasokan gas dan LNG untuk menambah cadangan gas Indonesia dengan mengintensifkan kegiatan hulu migas.

Ketiga, mengintegrasikan infrastruktur gas dan menciptakan solusi yang inovatif. Misalnya, jalur transmisi dan distribusi, lebih dari 1.000 MMSCFD infrastruktur regas, LNG Skala Kecil, LNG dalam tangki portabel, dan juga LNG untuk truk telah dibangun.

"Keempat, menyediakan gas yang andal dan terjangkau bagi pelanggan akhir dengan menciptakan konstruksi pipa distribusi yang hemat biaya dan marjin perdagangan yang adil serta mengatur harga gas untuk sektor strategis, seperti listrik, rumah tangga, transportasi, dan industri terpilih," pungkas Mustafid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com