Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surplus Neraca Dagang RI Susut Jadi 440 Juta Dollar AS, Terendah dalam 3 Tahun Terakhir

Kompas.com - 16/06/2023, 07:20 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren surplus neraca perdagangan RI masih belum berakhir hingga Mei 2023. Akan tetapi, nilainya mengalami penurunan signifikan, bahkan mencapai level terendah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Penurunan itu terjadi seiring dengan kinerja ekspor RI yang relatif stagnan. Pada saat bersamaan, nilai impor ke Tanah Air tumbuh pesat.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai surplus perdagangan RI pada Mei sebesar 440 juta dollar AS. Nilai tersebut turun 84,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang mencapai 2,9 miliar dollar AS.

"Kalau kita perhatikan dari Mei 2020 sampai Mei 2023 ini paling rendah nih surplusnya," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Masih Surplus, tapi Nilainya Menyusut

Surplus pada Mei dibentuk oleh nilai ekspor yang hanya tumbuh sebesar 0,96 persen menjadi 21,72 miliar dollar AS, sementara nilai impor melesat 14,35 persen menjadi 21,28 miliar dollar AS.

Jika dilihat berdasarkan jenis komoditasnya, komoditas non migas kembali menopang surplus neraca dagang, dengan nilai surplus sebesar 2,26 miliar dollar AS. Sementara itu, komoditas lagi-lagi mengalami defisit, kali ini sebesar 1,82 miliar dollar AS.

"Neraca perdagangan Indonesia hingga Mei 2023 suplus selama 37 bulan berturut-turut. Meski demikian, surplus perdagangan Mei ini tercatat lebih rendah," kata Edy.

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus 3 Tahun Berturut-turut

Anjloknya harga komoditas ekspor unggulan

Kinerja ekspor yang bergerak relatif stagnan salah satunya disebabkan oleh harga komoditas unggulan yang menurun. Hal ini membuat nilai ekspornya menurun, meskipun volumenya meningkat.

"Kenaikan ekspor tertahan oleh penurunan harga komoditas utama ekspor," ujar Edy.

Salah satu komoditas unggulan yang mencatat penurunan ialah besi dan baja. Tercatat ekspor besi dan baja menyusut secara bulanan menjadi 2 miliar dollar AS. Penurunan terjadi meskipun volume ekspor meningkat menjadi 1,5 juta ton.

"Penurunan nilai ekspor komoditas besi dan baja disebabkan oleh penurnan harga menjadi 105,2 dollar AS per metrik ton," kata Edy.

Baca juga: Mendag Soroti Tingginya Impor Buah, BPS: Memang Ada Peningkatan, tapi...

Edy menambah, komoditas unggulan lain yang nilai ekspornya menurun ialah batu bara. Tercatat ekspor batu bara turun menjadi 3 miliar dollar AS. Berbeda dengan besi dan baja, volume dan harga komoditas ini mengalami penurunan secara bulanan.

"Kenaikkan ekspor, yang lebih rendah dibanding peningkatan impor, tertahan oleh penurunan harga komoditas utama ekspor, seperti batu bara, minyak kelapa sawit, serta besi dan baja," tuturnya.

Baca juga: Bawang Putih Asal China Akan Banjiri Pasar Dalam Negeri

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Basuki hingga Sri Mulyani Terima Honor dari Tapera, Paling Kecil Rp 29 Juta

Basuki hingga Sri Mulyani Terima Honor dari Tapera, Paling Kecil Rp 29 Juta

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Spend Smart
Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Whats New
Apa Kepanjangan Tapera?

Apa Kepanjangan Tapera?

Whats New
IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

Whats New
Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Whats New
Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

Whats New
Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Whats New
Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Whats New
IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Whats New
Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Whats New
Proses 'Refund' Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Proses "Refund" Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com