Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 19/06/2023, 10:01 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (19/6/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.40 WIB, IHSG berada pada level 6.689,18 atau turun 9,3 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.698,54.

Sebanyak 262 saham melaju di zona hijau dan 195 saham di zona merah. Sedangkan 217 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,2 triliun dengan volume 5,7 milar saham.

Baca juga: IHSG Sepekan Tumbuh 0,07 Persen, Kapitalisasi Pasar Melonjak jadi Rp 9.506 Triliun

Bursa Asia pagi ini mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hongkong 1,06 persen (211,9 poin) pada level 19.828,46. Kemudian, Shanghai Komposit pada posisi 3.256,96 atau melemah 0,5 persen (16,3 poin), dan Strait Times pada posisi 3.240,28 atau turun 0,6 persen (19,7 poin). Sementara itu, Nikkei menguat 0,05 persen (18,5 poin) di level 33.724,6.

Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu berakhir negatif, dimana Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,32 persen (108,9 poin) pada posisi 34.299,12. S&P 500 melemah 0,3 persen (16,2 poin) di level 4.409,59. Sementara itu, Nasdaq berada di posisi 13.689,57 atau melemh 0,6 persen (93,2 poin).

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG masih akan mengalami penguatan. Namun, masih ada fase retest pada level 6.700 sebagai resistance psikologis.

Di sisi lain, sebut dia, pada pekan lalu jumlah transaksi bursa mengalami peningkatan. Jika hari ini tidak terjadi perubahan arah tren, (dari uptrend lalu patah menembus support), maka lonjakan volume tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

"Memperhatikan faktor tersebut, hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.618 sampai dengan 6.754,” kata William dalam analisisnya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.36 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.978 per dollar AS, atau turun 38 poin (0,26 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.940 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah pagi ini mengikuti pelemahan yang terjadi di mata uang regional lainnya dan pergerakan negatif indeks saham Asia pagi ini.

“Rupiah berpotensi melemah hari ini. Sikap Bank Sentral AS yang masih menginginkan kenaikan suku bunga acuan untuk menekan inflasi di AS menjadi faktor penekan rupiah dan nilai tukar regional lainnya terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Selain itu, pasar juga mewaspadai pelambatan ekonomi yang terjadi di China dan Eropa. Ini mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan bisa menekan rupiah pagi ini. Ariston memperkirakan rupiah bisa bergerak melemah ke area Rp 15.000 per dollar AS dengan potensi support di Rp 14.900 per dollar AS hari ini.

Baca juga: Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Awal Pekan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com