Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Temui IMF Awal Agustus, Bakal Sampaikan RI Konsisten Larang Ekspor Nikel

Kompas.com - 03/07/2023, 19:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dijadwalkan akan bertemu dengan penjabat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Agustus 2023.

"Mungkin awal Agustus nanti pertemuan dengan IMF. Kita akan coba atur disela-sela kunker (kunjungan kerja) Pak Luhut ke Washington DC dalam rangka bertemu mitra-mitranya di sana," kata Juru Bicara (Jubir) Menko Marves, Jodi Mahardi kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Di sana Luhut akan menjelaskan mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia terkait larangan ekspor bijih nikel. Hal ini demi mendorong hilirisasi dalam negeri.

Baca juga: Indonesia Tidak Perlu Patuh ke IMF soal Ekspor Nikel

Kendati IMF masih berupaya agar Pemerintah Indonesia mempertimbangkan kebijakan tersebut namun sikap tegas yang telah diputuskan akan tetap konsisten.

"Saya ingin menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi yang diterapkan Pemerintah Indonesia merupakan bagian dari komitmen untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia," ucap Jodi.

"Kami menghargai pandangan IMF, namun sebagai negara berdaulat, Pemerintah Indonesia percaya bahwa kebijakan ini adalah yang terbaik untuk rakyat dan ekonomi Indonesia. Pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan program ini," lanjutnya.

Baca juga: Catatan IMF soal Hilirisasi Nikel Indonesia: Strategi Deregulasi dan Intervensi

Sebelumnya, IMF meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan penghapusan secara bertahap kebijakan larangan ekspor nikel.

Hal itu disebutkan dalam dokumen IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia.

Dalam dokumen itu disebutkan, Direktur Eksekutif IMF menyadari, Indonesia tengah fokus melakukan hilirisasi pada berbagai komoditas mentah seperti nikel.

Baca juga: RI Diminta Hapus Larangan Ekspor Nikel, Bahlil: IMF Urus Saja Negara Bermasalah

 


Langkah ini dinilai selaras dengan ambisi Indonesia untuk menciptakan nilai tambah pada komoditas ekspor.

"Menarik investasi asing langsung dan memfasilitasi transfer keahlian dan teknologi," tulis dokumen tersebut, dikutip Selasa (27/6/2023).

Akan tetapi, Direktur Eksekutif IMF memberikan catatan, kebijakan harus berlandaskan analisis terkait biaya dan manfaat lebih lanjut. Kemudian, kebijakan juga harus dibentuk dengan tetap meminimalisir dampak efek rembetan ke wilayah lain.

Baca juga: Menteri Bahlil Minta IMF Jangan Ikut Campur Kebijakan Hilirisasi RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com