Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Harga Tiket Pesawat di Dalam Negeri Usai Pandemi, Kok Masih Lebih Murah ke Luar Negeri?

Kompas.com - 28/07/2023, 13:26 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai pandemi, warga Indonesia banyak yang merencanakan untuk berlibur, mumpung kebijakan perjalanan jauh sudah longgar. Nah, saat akan merencanakan liburan, tentu mereka akan mencari tiket pesawat untuk memilih destinasi wisata yang biaya perjalanannya lebih murah. 

Kompas.com pun mencoba untuk menelusuri harga tiket pesawat dalam negeri untuk satu kali perjalanan di online travel agent (OTA) Traveloka untuk keberangkatan Sabtu (29/7/2023). 

Misalnya untuk destinasi wisata yang populer di Indonesia yakni Bali. Harga tiket pesawatnya memang cukup murah, yaitu penerbangan Jakarta-Bali hanya sekitar Rp 770.2000-Rp 1,92 juta.

Jika bosan ke Bali, kamu juga bisa pergi wisata ke Batam, Kepulauan Riau, yang memiliki tempat-tempat wisata alam yang bisa dicicipi seperti Pantai Marina hingga Pulau Ranoh. Harga tiket pesawat Jakarta-Batam sekitar Rp 915.500-Rp 1,71 juta.

Sementara jika ingin ke tempat wisata lain seperti Danau Toba di Sumatera Utara kamu harus menyiapkan akomodasi tiket pesawat Jakarta-Silangit sebesar Rp 1,37 juta-Rp1,5 juta. Atau mungkin kamu ingin ke destinasi wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur harus merogoh kocek sekitar Rp 2,25 juta untuk tiket pesawat Jakarta-Labuan Bajo.

Menjelajahi surga bawah laut di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara juga tidak kalah menarik. Namun untuk menuju lokasi wisata itu, kamu harus menyiapkan tiket pesawat Jakarta-Manado sebesar Rp 2,87 juta-Rp 3,35 juta.

Masih berhubungan dengan laut, keindahan bawah laut perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi juga bagus untuk dijelajahi. Namun harga tiketnya cukup mahal yaitu sekitar Rp 3,04 juta-Rp3,76 juta.

Baca juga: Benarkah Harga Tiket Pesawat Mahal?

Tiket penerbangan ke destinasi wisata luar negeri

Menengok destinasi wisata dalam negeri yang indah membuat kita ingin mengunjunginya, namun sayangnya harga tiket pesawat ke daerah itu cukup mahal, padahal pandemi Covid-19 sudah usai. 

Padahal saat bepergian, juga harus memperhitungkan biaya angkutan dari bandara menuju lokasi wisata, tiket pesawat untuk pulang, penginapan, makan dan minum, dan sebagainya yang juga tak murah.

Kompas.com pun mencoba untuk mencari harga tiket pesawat untuk tempat wisata di luar negeri. Siapa tahu, harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah daripada antarkota di dalam negeri.

Berdasarkan penelusuran untuk keberangkatan di tanggal yang sama, rupanya harga tiket pesawat Jakarta-Singapura lebih murah dibandingkan destinasi wisata di dalam negeri lainnya selain Bali.

Bahkan jika dibandingkan dengan harga tiket pesawat ke Bali yang sebesar Rp 770.2000-Rp 1,92 juta, harga tiket pesawat ke Singapura hanya lebih mahal sedikit, yaitu Rp 926.400 sampai Rp 1,85 juta.

Logikanya, Anda sedang memiliki uang lebih, tentu akan lebih memilih berwisata ke Singapura ketimbang Bali. Apalagi ketika maskapai memberikan promo tiket penerbangan, bisa jadi harga tiket ke Singapura lebih murah dari ke Bali.

Begitupun dengan harga tiket pesawat ke luar negeri lainnya, seperti Jakarta ke Bangkok, Thailand di kisaran Rp 1,94 juta sampai Rp 4,5 juta atau Jakarta ke Kuala Lumpur, Malaysia sekitar Rp 1,44 juta sampai Rp 5,82 juta.

Jika harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah, bisa jadi Anda akan lebih memilih berwisata ke luar negeri, bukan? 

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Melonjak Jelang Lebaran

Salah satu traveller asal Jakarta, Kinoy, bercerita alasan mengapa ia lebih suka jalan-jalan ke luar negeri ketimbang di dalam negeri, usai pandemi. Selain, karena harga tiket pesawat, juga soal transportasi di lokasi atau destinasi tujuan. 

"Aku Mei lalu ke Bali PP Rp 1,7 juta. Bulan depan ke Malaysia, PP Rp 1,2 juta, dengan maskapai sejenis," kata Kinoy kepada Kompas.com. "Harga hotel, kisarannya sama lah ya, tapi untuk transportasi, mobilitas, terasa sekali (lebih mahal di dalam negeri)," lanjutnya. 

Ia bercerita, baik di Bali maupun ke Kuala Lumpur bulan depan, hotel yang dipilih merupakan hotel dengan "room rate" sejenis. Di Bali, Kinoy lebih banyak berjalan kaki menuju objek wisata dan hanya menggunakan transportasi online ketika pindah hotel di lokasi agak jauh. Sementara dari dan ke Bandara, menggunakan Metro Dewata Bali. 

"Transportasi kerasa mahalnya sih. Itu yang bikin aku rada males liburan di dalam negeri, ya karena mahal transportasinya (selain harga tiket pesawat)," pungkas Kinoy. 

Baca juga: Kenapa Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah?

Kenapa Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah?

Melihat perbandingan harga tarif tiket pesawat rute dalam dan luar negeri tersebut, membuatmu bertanya-tanya kenapa tiket pesawat di dalam negeri lebih mahal daripada ke luar negeri?

Mengutip tulisan Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo di Kompas.com, ketentuan harga tiket pesawat merupakan wewenang Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku regulator yang menetapkan tarif batas atas dan batas bawah penerbangan ekonomi di dalam negeri.

Berdasarkan tarif dari pemerintah itulah maskapai nasional kemudian menetapkan harga tiketnya untuk rute dalam negeri.

"Jadi kalau mau dibandingkan antara harga tiket dalam negeri versus tiket ke luar negeri dengan waktu terbang yang hampir sama, misalnya antara Jakarta – Batam dengan Jakarta Singapura, Jakarta – Kuala Lumpur dengan Jakarta – Medan, atau yang paling jauh Jakarta – Jayapura dengan Jakarta – Tokyo, ya tentunya yang harus dibandingkan adalah tarif yang ditetapkan pemerintah dengan tarif yang ditetapkan maskapai luar negeri atau maskapai kita yang terbang ke luar negeri," tulis Gatot di Kompas.com, dikutip Jumat (28/7/2023).

Gatot menjelaskan, tarif merupakan bagian terbesar dari harga tiket, sekitar 70 persen-80 persen. Komponen lainnya adalah biaya layanan di bandar udara atau passenger service charge (PSC).

"Untuk tiket di dalam negeri, masih ditambah pajak (PPN), asuransi dan biaya tambahan (surcharge kalau ada). Jadi memang ada perbedaan antara tarif dalam negeri dan luar negeri," jelasnya.

Baca juga: Kenapa Harga Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal dari Penerbangan Internasional?

Selanjutnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati membenarkan bahwa pihaknya mengatur tarif tiket penerbangan domestik. Adita menjelaskan, tiket penerbangan domestik lebih mahal karena memiliki ketentuan tarif batas atas dan tarif batas bawah. Aturan tersebut wajib diikuti semua maskapai yang menjalankan operasional untuk rute domestik.

"Sedangkan tarif internasional itu tidak ada aturan batasannya, mengikuti mekanisme pasar yang ada," kata dia kepada Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Menurut Adita, Kemenhub memang tidak mengatur tarif penerbangan untuk rute dari maupun ke luar negeri. Kemenhub hanya membuat aturan terkait penerbangan rute domestik atau di dalam wilayah Republik Indonesia.

Dia melanjutkan, penerapan tarif batas atas bertujuan untuk melindungi konsumen Indonesia. Dengan adanya tarif batas atas alias harga tertinggi yang boleh diberlakukan, penumpang akan terhindar dari harga terlalu mahal. Sebaliknya, tarif batas bawah berguna untuk melindungi maskapai agar tidak ada perang tarif atau harga tiket pesawat.

"Agar tidak ada perang tarif yang merugikan maskapai itu sendiri," ungkap Adita.

Baca juga: 7 Maskapai Terbukti Kartel Tiket Pesawat, MA Perintahkan Lapor KPPU jika Akan Keluarkan Harga Tiket

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com