Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Mendukung Penerbangan Ramah Lingkungan di Indonesia

Kompas.com - 09/08/2023, 16:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH sukses melakukan percobaan di darat, maskapai Garuda Indonesia mengumumkan akan melakukan uji coba penggunaan biofuel di penerbangan.

Garuda akan mencampur 2,4 persen minyak sawit (palm oil) pada bahan bakar di pesawat Boeing B737-800 NG yang akan diterbangkan dengan mesin pesawat CFM56-7B. Uji coba direncanakan pada Agustus 2023 nanti.

Sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia juga sudah melakukan uji coba terbang menggunakan bioavtur pada pesawat CN 235-220 pada 2021 lalu.

Sedangkan PT Pertamina juga mulai mengembangkan bahan bakar pesawat terbang berbasis kelapa sawit, BioAvtur J2.4 di kilang Cilacap.

Biofuel atau bioavtur merupakan bagian dari sustainable aviation fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

Penggunaan SAF adalah keniscayaan untuk masa depan. Tujuannya untuk mengurangi emisi karbon dioksida atau istilah umumnya polusi udara yang ditimbulkan dari operasional pesawat.

Memang, polusi udara yang ditimbulkan transportasi udara secara global hanya 2,8 persen. Masih jauh lebih rendah dari emisi transportasi darat yang sebesar 18,1 persen atau pabrik 18,9 persen.

Namun upaya mengurangi emisi karbon dari operasional penerbangan tentu patut kita dukung karena polusi udara yang memunculkan efek rumah kaca sudah terbukti mengakibatkan perubahan iklim dan berbagai bencana alam yang mengikutinya.

Tentu kita tidak ingin diri kita atau anak cucu kita mengalami bencana alam yang sangat merugikan. Sekecil apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi polusi udara, sebaiknya segera kita lakukan, termasuk di penerbangan.

CORSIA ICAO

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sejak 2018 sudah mempunyai program yang bernama CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) yang wajib dilaksanakan oleh semua negara anggotanya, termasuk Indonesia.

Saat menghadiri workshop SAF yang diselenggarakan oleh Federal Aviation Administration (FAA) di Bangkok pada Mei 2023 lalu, saya mendapatkan info bahwa beberapa negara Asia telah serius menerapkan CORSIA dengan menggunakan SAF.

Seperti, misalnya, di Korea Selatan yang mengubah undang-undang pada 2023 untuk memungkinkan adopsi bahan bakar biologi laut pada 2025 dan SAF pada 2026.

Lalu di Jepang yang menargetkan penggunaan SAF 10 persen pada 2030.

China menargetkan 50.000 ton penggunaan SAF dan saat ini telah dilakukan pengujian kinerja SAF terhadap sertifikasi kelaikan udara, eksplorasi jalur baru untuk pengembangannya.

Lalu di India tengah mempertimbangkan penggunaan SAF di sektor penerbangannya.

Presiden ICAO saat menghadiri G20 Aviation Dialog di Bali pada Oktober 2022, mendorong negara-negara anggotanya untuk berkomitmen dalam kebijakan pengurangan emisi dengan teknologi inovatif.

Memang untuk mengurangi emisi karbon di penerbangan dapat dilakukan dengan banyak hal, tidak hanya dengan menggunakan SAF saja.

Dapat juga dengan melakukan pengaturan rute penerbangan yang lebih efisien melalui air traffic management oleh ATC Airnav Indonesia.

Dapat juga dilakukan dengan mengganti bahan bakar fosil dengan listrik yang didapat dari tenaga matahari, angin atau lainnya. Penggunaan listrik sebagai penggerak mesin pesawat dan helikopter saat ini juga sudah banyak diujicoba.

Komitmen Indonesia

Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah berkomitmen mendukung penerbangan ramah lingkungan.

Selain menjalankan program CORSIA dari ICAO, menurut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada G20 Aviation Dialog, Indonesia mendorong transformasi industri penerbangan melalui kebijakan penggunaan energi hijau dan teknologi penerbangan berkelanjutan.

Indonesia juga mendukung implementasi kesepakatan Long Term Global Aspirational Goals (LTAG) terkait zero emission 2050, dengan menyesuaikan pada prinsip Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities (CBDR-RC) dan komitmen Paris Agreement.

Diharapkan pada 2025, penerbangan Indonesia sudah dapat menggunakan SAF 5 persen.

Kendala utama penggunaan SAF saat ini salah satunya adalah harganya yang sekitar 30 persen lebih mahal dari avtur biasa. Biaya produksinya masih mahal karena produksinya belum massal, tidak sebanyak produksi avtur.

Para produsen sepertinya masih menunggu bagaimana kelanjutan dari program ini untuk melakukan investasi.

Di sisi lain, Indonesia sebenarnya mempunyai banyak keuntungan untuk meningkatkan investasi di bidang bahan bakar berkelanjutan.

Kita masih mempunyai lahan yang luas. Misalnya, di Kalimantan atau Papua untuk mengembangkan tanaman yang dapat diolah untuk menjadi biofuel tersebut.

Untuk itu, ada baiknya kita mulai melakukan penelitian-penelitian terkait SAF, baik terkait tanaman-tanaman apa saja yang dapat dipakai maupun pengujian-pengujian dampak SAF terhadap mesin pesawat. Reduksi emisi gas karbondioksida juga harus dihitung secara cermat.

Tidak kalah penting adalah membuat aturan yang mendukung pengembangan SAF di Indonesia. Dengan demikian, pada waktunya ketika SAF akan betul-betul dibutuhkan, kita sudah siap dengan produksi massal.

Dengan produksi massal, tentunya harga produk akan jadi murah dan tidak akan meningkatkan biaya produksi operasional penerbangan.

Dan yang lebih penting, emisi karbon dioksida atau pencemaran udara dapat dikurangi dan bencana akibat efek rumah kaca juga dapat dicegah.

Untuk itu, marilah kita dukung penerbangan ramah lingkungan di Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com