Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Zulhas Ajak Berkerja Sama Tingkatkan Harga Karet Dunia

Kompas.com - 11/08/2023, 12:59 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menerima kunjungan Ketua Parlemen Thailand Wan Muhammad Noor Matha, di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemedag), Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Mendag Zulhas menyampaikan beberapa hal penting, salah satunya mengenai peningkatan kerja sama di sektor perdagangan karet. Apalagi Thailand dan Indonesia merupakan produsen karet terbesar nomor satu dan dua di dunia.

“Thailand dan Indonesia merupakan produsen utama karet dunia yang menghadapi situasi dan kondisi yang kurang lebih sama akibat harga karet alam dunia yang terus berfluktuasi selama 10 tahun terakhir,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman Kemendag.go.id, Jumat.

Dalam kesempatan tersebut, Mendag Zulhas menyoroti dinamika harga karet dunia yang terus menurun.

Baca juga: Presiden Jokowi dan Menlu Thailand Bahas Harga Karet

Seperti diketahui, harga karet per 9 Agustus 2023 telah mencapai 1,3 dollar Amerika Serikat (AS) per kilogram (kg).

Mendag Zulhas mengungkapkan, terdapat beberapa penyebab kondisi penurunan produksi pasar karet dunia.

“Salah satunya akibat penyakit gugur daun. Dengan kondisi ini, harga karet tidak bisa didorong ke tingkat yang remuneratif,” ucapnya.

Selain penurunan harga, lanjut Mendag Zulhas, tekanan dari konsumen juga terus berlanjut, terutama dengan pemberlakuan kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang berpotensi turut memengaruhi perdagangan karet alam.

Mendag Zulhas menyebut, pertemuan bilateral tersebut menjadi momentum untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, khususnya dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan harga karet.

Baca juga: Naikan Harga Karet, Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Kurangi Ekspor

Rendahnya harga karet, kata dia, akan berdampak terhadap ketersediaan karet alam di masa depan karena mendorong petani karet untuk beralih komoditas.

"Sejatinya, harga karet yang terlalu rendah akan menurunkan kesejahteraan petani. Bila hal ini terjadi secara berlarut, dikhawatirkan sektor komoditas karet akan ditinggalkan,” imbuh Mendag Zulhas.

Untuk itu, lanjut dia, perlu kolaborasi negara-negara produsen karet terbesar, seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC).

Demi memperkuat posisi, kata Mendag Zulhas, ITRC harus menggandeng negara eksportir karet lain, seperti Vietnam dan Filipina untuk bersama memperjuangkan peningkatan harga karet.

Kontribusi ITRC 58 persen dari produksi karet dunia

Sebagai informasi, Indonesia bersama Thailand dan Malaysia bergabung dalam kerja sama ITRC. Kerja sama ini memiliki kontribusi 58 persen dari produksi karet alam dunia.

ITRC berkomitmen menjaga stabilitas harga karet alam di tingkat yang menguntungkan bagi petani serta menjaga permintaan dan penawaran karet alam dunia.

ITRC secara konsisten telah menerapkan berbagai instrumen untuk menjaga harga karet.

Instrumen tersebut adalah Supply Management Scheme (SMS) dalam pengendalian pasok karet alam global dalam jangka panjang, Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) untuk menjaga keseimbangan supply-demand karet jangka pendek di pasar global, dan instrumen Demand Promotion Scheme (DPS) dalam upaya meningkatkan konsumsi karet alam domestik.

Baca juga: Hari Kucing Sedunia 2023, sejak Kapan Kucing Jadi Hewan Domestik?

Pada 2022, Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand dengan pangsa pasar 21,57 persen.

Pada tahun tersebut, ekspor karet alam Indonesia ke dunia tercatat sebesar 3,66 juta dollar AS atau turun 11,35 persen dibanding 2021 yang tercatat sebesar 4,12 juta dollar AS.

Dalam lima tahun terakhir periode 2018 sampai 2022, ekspor karet alam Indonesia terus mengalami penurunan dengan tren sebesar 1,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Spend Smart
3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com