Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kuartal Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Tidak Mudah

Kompas.com - 17/08/2023, 11:37 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dalam kurun waktu 7 kuartal berturut – turut. Hal ini menurut dia sebuah pencapaian yang tidak mudah.

Pertumbuhan ekonomi kita konsisten di atas 5 persen selama 7 kuartal. Ini tidak mudah, dan ini bukan sesuatu yang taken for granted,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: RAPBN Dan Nota Keuangan 2024, di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Mulai dari kuartal IV-2021 dan kuartal I-2022 Indonesia berhasil meraih pertumbuhan eknomi sebesar 5 persen, kemudian pada kuartal II-2022 sebesar 5,5 persen, dan pada kuartal III-2022 menjadi 5,7 persen. Sementara itu pada kuartal IV-2022 dan kuartal I-2023 pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5 persen, dan pada kuartal II-2023 tumbuh 5,2 persen.

Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 2024 Lebih Rendah, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Padahal, Indonesia tidak lepas dari tekanan global, di antaranya konflik Rusia dan Ukraina, Disrupsi pasokan global, inflasi dunia yang melonjak, pengetatan kebijakan moneter global yang agresif, perang dagang yang memanas, perubahan cuaca ekstrem, dan perlambatan ekonomi dunia.

“Lingkungan global tidak mudah, tensi geopolitik, pandemi, deglobalisasi, ancaman perang, perubahan iklim, dan digitalisasi yang menjadi tantangan dan kesempatan. Ekonomi global juga melemah, inflasi 2023-2024 menurun namun levelnya secara historis masih tinggi dibanding kondisi dalam dekade sebelum tahun 2020,” lanjut dia.

Namun demikian Sri Mulyani memastikan bahwa meskipun data ekonomi RI positif, tetap harus waspada. Untuk itu, pihaknya membuat strategi resilience melalui perbaikan konsumsi rumah tangga, dan mendorong transaksi digital.

“Kita lihat, transaksi digital sudan naik dari 41 miliar dollar AS ke 77 miliar dollar AS, artinya kita sudah pulih dibanding tahun 2020. Pandemi yang membuat kontraksi pertumbuhan ekonomi 2,6 persen, kini di atas 5 persen. Sementara itu hilirisasi juga berkontribusi pada daya saing ekspor Indonesia,” ungkap dia.

Sejak kondisi pandemi, trend pertumbuahan ekonomi berbalik dan mulai merata. Pengangguran menurun hingga kemiskinan yang juga menurun. Dengan kemampuan RI mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, Indonesia kini merupakan negara dengan GDP per kapita middle upper income.

Di sisi lain, inflasi juga terkendali dengan harga pangan yang selama ini berkontribusi sebagai volatile food, menunjukkan harga pangan yang cenderung stabil belakangan ini. Ia berharap, harga pangan bisa tetap terjaga, sehingga tidak menimbulkan kontribusi yang besar pada inflasi.

“Sektor pangan selam ini berkontribusi, kita berharap harga pangan bisa terjaga, sehingga tidak menimbulkan kontribusi (besar) terhadap inflasi,” tegas dia.

Baca juga: Jokowi Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,2 Persen pada 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com