Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumarjo Gatot Irianto
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian/Presiden Komisaris PT Berdikari (Persero)

Impor Beras: Mengapa Terus Terjadi?

Kompas.com - 29/08/2023, 12:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertanyaannya, bagaimana mendisrupsi sektor pertanian?

Disrupsi teknologi sektor pertanian

Disrupsi sektor pertanian dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni penurunan biaya produksi minimum 50 persen, produktivitas naik 100 persen, pendapatan hilirisasi naik 100 persen.

Secara praktikal, penurunan biaya produksi padi melalui tanpa olah tanah (minimum/zero tillage), tanam sebar (broadcast), pemupukan, penggendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan drone, sehingga cepat, luas, homogen dan murah biayanya.

Pengujian di lahan rawa Banyuasin mampu menurunkan biaya produksi 50 persen dengan produktivitas 11-12 ton/ha gabah kering panen.

Tanam benih padi 90 kg disebar sehingga populasi tanaman padi 300 persen lebih tinggi tanpa penyiangan.

Jika pemupukan dan pengendalian OPT menggunakan drone, maka akan lebih cepat, merata dan harganya murah. Pendekatan tersebut dapat menghasilkan B/C rasio lebih dari 2,25.

Jika industri beras dikembangkan lebih lanjut dengan memproduksi rice bran oil, maka dengan rendemen 10 persen dari bekatul 1 ton bekatul, maka rice bran oil yang dihasilkan mencapai 100 liter.

Jika harga rice bran oil Rp 70 000 per liter, maka ada tambahan pendapatan petani Rp 7 juta. Lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari beras.

Pemerintah perlu memfasilitasi dua hal untuk akselerasi mendisrupsi sektor pertanian: kredit murah untuk alat produksi rice bran oil dan membantu pemasaran dengan menghubungkan ke sektor farmasi, kesehatan untuk keperluan antiaging dan kosmetik.

Jika industri rice bran oil berkembang luas, maka gairah budidaya padi bergerak cepat dan investasi sektor pertanian lebih bergairah.

Hanya melalui pendekatan disruptive ini masalah importasi beras dapat dipatahkan, bahkan diputar menjadi ekspor beras. Sekarang saatnya pemerintah bersama rakyatnya berbuat atau tidak sama sekali.

*Advisory Board IFRI/ANJAK Utama dan Peneliti IFRI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Spend Smart
Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Whats New
Apa Kepanjangan Tapera?

Apa Kepanjangan Tapera?

Whats New
IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

Whats New
Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Whats New
Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

Whats New
Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Whats New
Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Whats New
IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Whats New
Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Whats New
Proses 'Refund' Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Proses "Refund" Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Whats New
Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com