Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kebiasaan Berhemat yang Sebenarnya Tidak Hemat, Apa Saja?

Kompas.com - 02/09/2023, 15:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Lifehacker

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan beragam pengeluaran, tagihan, dan harga barang-barang yang perlahan naik, penting untuk berhemat. Dalam berhemat, wajar jika kita mencari peluang untuk menyesuaikan kebiasaan belanja guna menghemat uang.

Ada beberapa cara berhemat secara efektif, misalnya dengan lebih sering memasak di rumah dan mengurangi konsumsi makanan untuk dibawa pulang.

Namun tidak semua kebiasaan hemat itu sama, dan tidak semua kebiasaan itu akan menghemat uang Anda dalam jangka panjang.

Baca juga: Survei: 71 Persen Masyarakat Indonesia Manfaatkan Gelaran Harbolnas untuk Berhemat

Ilustrasi belanja online.Dok. Shutterstock/Blue Planet Studio Ilustrasi belanja online.

Dikutip dari Lifehacker, Sabtu (2/9/2023), salah satu bagian dari berhemat adalah menemukan keseimbangan antara nilai waktu Anda dengan nilai uang Anda.

Tentu saja, Anda dapat menghabiskan waktu berjam-jam mencari penawaran atau diskon terbaik secara online atau berkendara ke berbagai toko untuk membeli barang obral, dan Anda sebenarnya dapat menghemat saat membeli.

Namun Anda mungkin menghabiskan uang untuk melakukan hal tersebut, dan Anda bisa mendapatkan uang selama waktu tersebut atau berinvestasi pada hal-hal lainnya di luar uang yang Anda hargai, seperti berkumpul dengan teman dan keluarga.

Ada beberapa kebiasaan hemat yang sebenarnya tidak menghemat uang Anda, berikut di antaranya.

Baca juga: Kesal karena Selalu Boros? Yuk Simak 2 Tips Berhemat dari Komika Yudha Keling

1. Belanja hanya karena ada diskon

Menghabiskan uang untuk menghemat uang, seperti belanja obral hanya karena sedang obral, umumnya tidak benar-benar menghemat uang.

Ilustrasi diskon belanja online.SHUTTERSTOCK/OLESIA_G Ilustrasi diskon belanja online.

Peritel atau pedagang juga menggunakan beberapa taktik promosi untuk membuat Anda membelanjakan lebih banyak selama penjualan, seperti mempromosikan kelangkaan atau membandingkan harga yang lebih rendah dengan harga asli yang lebih tinggi.

Jika Anda belum berencana membeli sesuatu, membelinya saat sedang diskon berarti menghabiskan uang yang tidak diperlukan dan sebenarnya bisa ditabung.

Berlatihlah menjadi konsumen yang teliti dan dengan penuh kesadaran memutuskan ke mana uang mereka dibelanjakan.

Baca juga: Tarif Listrik Naik, Orang Kaya Akan Kembali Berhemat?

2. Belanja di banyak toko untuk mengumpulkan diskon

Berkeliling ke toko-toko yang berbeda hanya untuk mendapatkan diskon dari beberapa transaksi kecil di masing-masing toko mungkin tampak seperti strategi yang cerdas.

Namun, ini mungkin tidak ada gunanya setelah Anda memperhitungkan waktu dan uang yang dihabiskan untuk berkendara ke semua toko tersebut.

Hal ini juga berlaku untuk pembelian yang dilakukan di toko daring.

3. Membeli dalam jumlah besar

Membeli dalam jumlah besar tampak seperti mengeluarkan sedikit lebih banyak uang di muka akan menghemat biaya karena biaya per barang lebih rendah.

Baca juga: Selain Berhemat, Ini Cara Jadi Sultan di Usia Muda

Ada produk tertentu yang masuk akal untuk dibeli dalam jumlah besar, misalnya tisu, karena Anda dijamin akan menggunakannya dalam jangka waktu yang wajar. Hal yang sama berlaku untuk barang-barang kebutuhan pokok yang Anda perlukan untuk memberi makan keluarga besar atau menjamu tamu maupun keluarga.

Namun, pembelian dalam jumlah besar memiliki beberapa biaya tersembunyi, dan Anda mungkin akan membuang-buang uang pada akhirnya jika Anda tidak memiliki rencana segera untuk membeli.

Selain itu, Anda memerlukan ruang penyimpanan yang cukup untuk pembelian dalam jumlah besar.

Baca juga: 6 Cara Berhemat yang Salah Kaprah dan Wajib Dihindari agar Tak Tekor

Ilustrasi belanja onlineUnsplash Ilustrasi belanja online

4. Membeli barang murah

Mencoba menghemat uang di muka dengan membeli barang-barang murah mungkin akan membuat Anda mengeluarkan biaya lebih banyak pada akhirnya.

Versi produk yang lebih murah, misalnya, furnitur, sepatu, pakaian, dan teknologi, dan lainnya, yang kualitasnya lebih rendah mungkin akan lebih cepat aus atau lebih mudah rusak.

Dengan demikian, Anda harus menggantinya lebih sering dan pada akhirnya menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan produk lainnya jika Anda membeli produk yang sedikit lebih mahal sejak awal.

Sebaliknya, ketika membuat keputusan pembelian, pertimbangkan nilai suatu barang. Misalnya, biaya per pemakaian pakaian yang harganya lebih tinggi tetapi bertahan bertahun-tahun lebih lama dibandingkan versi yang lebih murah.

Baca juga: Selalu Menanti-nanti Hari Gajian? Simak 6 Tips Berhemat Ini

Tidak semua orang mempunyai hak finansial untuk memprioritaskan nilai, namun jika bisa, Anda harus mempertimbangkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com