Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Inflasi, Bank Sentral Eropa Kerek Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 15/09/2023, 06:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan kenaikan suku bunga utama selama 10 kali berturut-turut.

Perjualan melawan inflasi dinilai lebih penting dibandingkan melemahnya kondisi ekonomi.

Kenaikan suku bunga kini telah menyeret fasilitas simpanan utama bank sentral dari -0,5 persen pada Juni 2022 ke rekor 4 persen.

Alasan utama kenaikan suku bunga ini adalah revisi ke atas dalam proyeksi staf makroekonomi yang baru diterbitkan untuk kawasan Eropa.

Baca juga: Simak Beragam Jenis Suku Bunga dan Pengertiannya

Proyeksi tersebut memperkirakan inflasi rata-rata 5,6 persen tahun ini, tumbuh dari perkiraan sebelumnya 5,4 persen.

Di sisi lain, tingkat inflasi tahun depan diperkirakan 3,2 persen, atau tumbuh dari proyeksi sebelumnya 3 persen.

Meskipun demikian, terjadi penurunan pada perkiraan jangkan menengah yang diawasai ketat menjadi 2,2 persen dari semula 2,1 persen.

Baca juga: Inflasi AS Naik, Indeks Dow Jones Berakhir Merah

Kenaikan yang lebih lanjut diperkirakan tidak akan dilakukan saat ini.

“Berdasarkan penilaiannya saat ini, Dewan Pengatur menganggap suku bunga utama ECB telah mencapai tingkat yang, jika dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama, akan memberikan kontribusi besar terhadap kembalinya inflasi ke target tepat waktu,” ujar proyeksi makroekonomi itu, dikutip dari CNBC, Jumat (14/9/2023).

“Keputusan Dewan Pengurus di masa depan akan memastikan, suku bunga utama ECB akan ditetapkan pada tingkat yang cukup ketat selama diperlukan,” tambah proyeksi itu.

Baca juga: Inflasi RI Terjaga, BI Dinilai Tak Perlu Buru-buru Naikkan Suku Bunga

 


Bank Sentra Eropa juga menaikkan suku bunga pada operasi refinancing utama dan fasilitas pinjaman marjinalnya 25 basis poin masing-masing, menjadi 4,5 persen dan 4,75 persen.

Staf juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa dari ekspansi 0,9 persen menjadi 0,7 persen pada tahun 2023,

Sedangkan proyeksi tahun depan turun dari 1,5 persen menjadi 1 persen.

Sementara pada 2025, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan turun dari 1,6 persen menjadi 1,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Whats New
CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com