Sementara apabila A berstatus sudah menikah, tetapi belum mempunyai keturunan, maka dana darurat yang disarankan sebesar Rp 30 juta - Rp 45 juta.
Jika A sudah berkeluarga dan memiliki keturunan, maka dana darurat yang perlu dipersipkan menjadi sebesar Rp 45 juta - Rp 60 juta.
Setelah kita mengetahui besaran yang harus dipersiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melihat kepada financial capacity kita, untuk mengetahui besaran yang akan disisihkan per bulannya dari pendapatan dan berapa lama.
Konsep 50:30:20 bisa juga diterapkan dalam mempersiapkan dana darurat. Sebanyak 50 persen pendapatan digunakan untuk pengeluaran rutin, 30 persen untuk keperluan kewajiban, cicilan atau angsuran (sesuai dengan DSR dari mayoritas perbankan maksimal 30 persen untuk penentuan besaran limit kredit), dan 20 persen untuk investasi atau dana darurat.
Konsep dana darurat seyogyanya juga harus dibedakan dengan tabungan. Meski sama-sama berbentuk simpanan, tetapi dana darurat dialokasikan dan ditempatkan secara terpisah dari rekening harian.
Bahasa sederhananya, tempatkan dan lupakan dana darurat tersebut tanpa mengetahui kapan dana tersebut digunakan.
Sementara tabungan, disimpan dengan tujuan finansial yang sudah kita tentukan, dengan tenor dapat bersifat jangka pendek, menengah, maupun panjang. Dengan kata lain, lini masa realisasinya sudah ditentukan pada awal pembentukannya.
Terakhir, pastikan instrumen yang dipilih mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, gampang untuk diakses, minim risiko, dan relatif likuid (mudah dicairkan) karena sifat dari dana darurat harus bisa cepat dan kapanpun bisa dicairkan.
Instrumen keuangan yang dapat menjadi pertimbangan masyarakat antara lain tabungan dengan special rate, money market account (MMA), deposito atau reksa dana pasar uang.
Kedua, instrumen yang dipilih sebaiknya tidak volatile. Bayangkan bila kita menempatkan dana darurat di instrumen saham, nanti saat kondisi darurat terjadi dan hendak mencairkan dana darurat, tetapi saat bersamaan harga saham sedang dalam posisi rendah, maka dana darurat tidak dapat berfungsi maksimal.
Terpenting, di manapun kita menempatkan dana darurat, pastikan produk keuangan tersebut merupakan produk legal dan sudah terdaftar serta diawasi otoritas. Pasalnya, saat ini masyarakat disuguhkan dengan semakin variatifnya pilihan instrumen untuk simpanan dana darurat.
Kita tidak pernah tahu pasti kapan dana darurat akan digunanakan karena penggunaan dana darurat tidak diharapkan akan terjadi.
Hal ini tercermin dari sifat penggunaan dari dana darurat yang mendadak, di luar rencana atau ekspektasi, serta kadang tidak terukur jumlahnya.
Kendati waktu persis penggunaan dana darurat tersebut tidak seorangpun tahu, namun yang pasti adalah semua orang membutuhkan dana darurat dan harus memilikinya terlepas dari bagaimanapun cara kita memperoleh penghasilan tersebut.
Penyiapan dana darurat tersebut harus dimulai dari sekarang dan jangan-jangan ditunda-tunda lagi. Kenapa? Seperti pepatah lama berbicara “lebih baik sedia payung sebelum hujan”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.