Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diselimuti Kekhawatiran, Bursa Saham AS Berakhir "Merah"

Kompas.com - 27/09/2023, 08:17 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (26/9/2023) waktu setempat. Pergerakan bursa saham AS pada hari Selasa dibayangi oleh sentimen naiknya kekhawatiran soal ekonomi usai rilis suku bunga The Fed.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun pada perdagangan hari Selasa usai laporan penjualan rumah dan indeks kepercayaan konsumen memicu kekhawatiran akan kondisi ekonomi di AS. Dow kehilangan 388 poin, atau 1,14 persen menjadi 33,618.88. Posisi tersebut merupakan yang terburuk sejak Maret 2023. Indeks 30 saham itu ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Mei.

Sementara itu, S&P 500 melemah 1,47 persen menjadi 4,273.53, atau ditutup di bawah level 4.300 untuk pertama kalinya sejak 9 Juni. Indeks saham teknologi, Nasdaq Composite juga terkoreksi 1,57 persen di posisi 13.063,61.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Saham Amazon turun 4 persen, mengikuti penurunan saham-saham teknologi berkapitalisasi besar. Hal ini terjadi usai Komisi Perdagangan Federal mengajukan gugatan antimonopoli, dengan mengatakan bahwa ritel online itu mempertahankan harga yang tinggi dan merugikan pesaingnya.

Data Departemen Perdagangan menyebut, penjualan rumah baru di bulan Agustus melonjak diatas ekspektasi. Rumah yang dikontrak berjumlah 675.000 pada bulan tersebut, turun 8,7 persen dibanding bulan Juli. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan total 695.000, yang berarti penurunan 2,7 persen dari total bulan Juli.

Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen Conference Board turun menjadi 103 pada bulan September, dibanding sebelumnya 108,7 pada bulan Agustus.

Para ekonom memperkirakan indeks kepercayaan konsumen berada di level 105,5. Sedangkan indeks ekspektasi anjlok ke posisi 73,7, dimana para analis menilai hal tersebut identik dengan resesi.

Baca juga: Mau IPO, Perusahaan Distributor GPS Tracker Ini Bakal Lepas 1,1 Miliar Saham

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon memperingatkan bahwa suku bunga mungkin perlu dinaikkan lebih lanjut untuk mengurangi inflasi. Komentar itu menambah sentimen bearish pada hari Selasa. Saham-saham perbankan melemah, di mana SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) turun lebih dari 1 persen

Saham Wells Fargo anjlok sekitar 2 persen, sementara Morgan Stanley turun 1 persen.

Pergerakan tersebut menambah kerugian pasar dalam sebulan. Nasdaq Composite turun hampir 7 persen di bulan September, sedangkan S&P 500 dan Dow masing-masing kehilangan lebih dari 5 persen, dan 3 persen. Salah satu katalis yang menyeret saham-saham lebih rendah pada bulan ini adalah peringatan Federal Reserve bahwa mereka memperkirakan penurunan suku bunga akan lebih sedikit pada tahun depan.

Baca juga: IHSG Bakal Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Berita tersebut mendorong imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun ke posisi yang selama ini belum pernah tersentuh sejak 2007.

“Investor masih gelisah dan gelisah mengenai dampak kenaikan imbal hasil obligasi terhadap perekonomian, pasar saham, The Fed, serta nilai tukar dollar AS,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di Penelitian CFRA.

“Saya pikir investor kurang memiliki kejelasan, dan oleh karena itu memutuskan untuk melakukan tindakan yang lebih santai,” tambahnya.

Investor minggu ini juga mencerna negosiasi di Washington, dimana anggota parlemen harus menyelesaikan rancangan APBN, sebelum awal Oktober. Namun, gejolak pasar secara historikal di bulan Oktober selalu terjadi, dan akan memberikan peluang bagi investor.

Baca juga: Belajar Investasi Saham Lewat Virtual Trading IDX Mobile

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com