Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Pinpri, Jauhi Perilaku Konsumtif

Kompas.com - 27/09/2023, 05:32 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan pembiayaan di kalangan masyarakat terus meningkat. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh pertumbuhan positif penyaluran pembiayaan dari lembaga keuangan resmi seperti bank atau financial technology (fintech) selama beberapa bulan terakhir.

Namun demikian, tidak semua masyarakat mengajukan pembiayaan ke bank atau fintech. Masih terdapat masyarakat yang melakukan pinjaman di jasa keuangan tidak resmi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satunya melalui pinjaman pribadi atau pinpri.

Meskipun selama beberapa pekan terakhir OJK telah menyuarakan kepada masyarakat agar tidak meminjam dana di pinpri, sampai saat ini masih terdapat warganet yang mencoba meminjam dana di entitas ilegal tersebut.

Baca juga: Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ketika mencari kata kunci pinpri di platform media sosial X, masih terdapat sejumlah warganet yang mencari pinjaman melalui pinpri. Di sisi lain, terdapat juga warganet yang gencar menawarkan sejumlah dana untuk dipinjamkan.

Lantas, apa sebenarnya alasan masyarakat meminjam dana di pinpri?

Seorang pelajar bernama Foxie (bukan nama asli) menceritakan, alasannya meminjam dana di pinpri ialah adanya kebutuhan pengeluaran yang mendesak, yakni untuk membayar uang kuliah tinggal (UKT). Oleh karenanya, pelajar berusia 20 tahun itu pernah mencoba untuk mencari pinjaman sebesar Rp 3 juta.

"Jadi butuh banget hari itu," kata dia kepada Kompas.com, dikutip Selasa (26/9/2023).

Lebih lanjut Foxie bilang, dikarenakan masih berstatus pelajar, dirinya belum bisa meminjam dana dengan nominal besar di lembaga keuangan resmi seperti fintech legal. Ia menyebutkan, limit pinjaman yang ditawarkan oleh pinjol resmi tidak mencapai Rp 3 juta.

"Aku tahu pinpri ini dari Twitter karena cari pinjaman gitu jadi keluar deh hashtag pinpri ini," ujarnya.

Baca juga: Alasan Pinpri Menjamur, Kebutuhan Pembiayaan Masyarakat Tinggi

Alasan yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh warganet lainnya, Namira. Wanita berumur 25 tahun itu menceritakan, dirinya sempat mencoba untuk meminjam di pinpri dengan alasan kebutuhan dana yang mendesak.

Ia mengaku membutuhkan pinjaman dana sebesar Rp 2 juta. Namun, Namira sudah tidak bisa lagi meminjam di pinjol resmi. Oleh karenanya, ia mencoba mencari alternatif pendanaan lain di kanal media sosial X.

"Karena lagi butuh banget dananya, iseng lah buka Twitter. Tiba-tiba di timeline muncul si pinpri ini. Yaudah iseng tanya-tanya katanya bisa nominal gede tapi harus fee awal kecil," tutur dia kepada Kompas.com.

Baca juga: Cerita Korban Penipuan Pinpri: Setor Uang, Lalu Akun Diblokir

Dipengaruhi pola konsumtif

Pengamat ekonomi digital sekaligus Direktur ICT Institute Heru Sutadi menilai maraknya pinjaman pribadi atau pinpri dipengaruhi oleh kebutuhan pembiayaan masyarakat yang terbilang masih tinggi.

"Kadang untuk sekolah, perbaikan rumah, kadang juga untuk membayar utang lainnya, sehingga ada beberapa cara orang mendapatkan pinjaman," kata dia kepada Kompas.com

Namun kata dia, ada kebutuhan pinjaman masyarakat yang dipengaruhi oleh judi online dan perilaku konsumtif. Hal ini tercermin dari salah satu kasus satu individu yang meminjam pada 27 pinjaman online.

Baca juga: OJK Ungkap Bahaya Tersembunyi Dibalik Pinpri

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com