LAWATAN Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ke Tiongkok baru-baru ini, mempertegas upaya Indonesia mengurangi depedensi dollar AS.
Dalam acara bertajuk "Indonesia-China Business Forum" di Beijing, Tiongkok (26/9), Perry mendorong transaksi mata uang lokal (local currency transaction, LCT) untuk perdagangan, investasi, pasar keuangan, perbankan, dan pembayaran di antara kedua negara.
Kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang penggunaan mata uang lokal sejatinya dimulai sejak dua tahun silam. Hingga kini, kerja sama itu telah melibatkan 16 bank di Indonesia dan 8 bank di Tiongkok.
Selama itu pula, mekanisme LCT telah memberi dampak positif bagi kedua negara, khususnya dalam menekan biaya transaksi dan memitigasi risiko nilai tukar.
Penguatan komitmen LCT Tiongkok juga menegaskan upaya Indonesia meningkatkan resiliensi pasar keuangan domestik.
Sebelumnya, Satgas Nasional LCT telah dibentuk di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa (5/9). Satgas Nasional LCT beranggotakan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan sejumlah kementerian terkait.
Pembentukan Satgas Nasional LCT merupakan bentuk sinergi antarotoritas pada tataran nasional, serta sebagai wujud konkret implementasi agenda prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Selain Tiongkok, kerja sama LCT telah diimplementasikan dengan berbagai negara mitra, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.
Secara khusus, ikhtiar mempromosikan LCT Tiongkok memang patut digaungkan. Mengingat posisi Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar, kontributor investasi asing langsung kedua tertinggi, dan pemasok wisatawan asing ketiga terbanyak bagi Tanah Air.
Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi ekonomi di antara kedua negara akan memperkuat stabilitas nilai tukar sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.