Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Hamas-Israel Kerek Harga Emas Dunia ke Level Tertinggi dalam 2 Bulan

Kompas.com - 19/10/2023, 08:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat ke level tertinggi lebih dari dua bulan pada akhir perdagangan Rabu (17/10/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB. Kian memanasnya konflik di Timur Tengah membuat investor berbondong-bondong membeli emas.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot menguat 1 persen ke level 1.950,67 dollar AS per ons, mencapai level tertinggi sejak 1 Agustus 2023 pada sesi perdagangan kemarin.

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau menuat 1,7 persen ke level 1.968,30 dollar AS per ons.

"Emas akan melemah jika situasi di Timur Tengah melemah, namun saat ini pasar memperkirakan akan terjadi eskalasi lebih lanjut" kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals.

Baca juga: 5 Tips Memulai Investasi Emas

Pelaku pasar tengah menghadapi situasi geopolitik serius yang terjadi antara Hamas Palestina dan Israel. Kondisi yang menimbulkan gejolak global itu membuat harga emas trennya menguat.

Lantaran, emas dianggap sebagai aset lindung nilai di tengah kekhawatiran konflik geopolitik yang dapat berimbas pada perekonomian global.

Manajer Portofolio Senior di Sprott Asset Management, Ryan McIntyre menilai emas bisa mencapai level 2.000 dollar AS per ons jika konflik di Timur Tengah terus memanas.

Terlebih jika didukung kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) untuk menghentikan tren suku bunga tinggi.

"Emas dapat menembus 2.000 dollar AS dalam waktu dekat jika terjadi eskalasi konflik geopolitik. Selain itu, jika The Fed menghentikan sementara kenaikan suku bunga atau mengisyaratkan kemungkinan kenaikan yang lebih rendah di masa depan, maka akan dipandang positif," paparnya.

Baca juga: Mau Investasi Emas? Simak Keuntungan dan Kerugiannya

Kini pelaku pasar teru menunggu informasi lanjutan soal perang Hamas-Israel. Selain itu tengah menanti pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada akhir pekan ini untuk mendapatkan kejelasan rencana kebijakan suku bunga AS.

Adapun pasar memperkirakan sekitar 90 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan FOMC 31 Oktober-1 November 2023 mendatang, menurut alat CME FedWatch.

Untuk diketahui, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga bertahan tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga melemah maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.

Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Melonjak, Wall Street Ditutup Melemah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com