Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pangan dan Perum Bulog Salurkan Bantuan Pangan hingga ke Papua

Kompas.com - 23/11/2023, 10:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan beras hingga ke Papua.

Demi memastikan hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, bersama-sama menyaksikan langsung perkembangan penyaluran bantuan pangan beras di Biak Numfor, Papua, pada Rabu (22/11/2023).

Jokowi mengatakan, bantuan pangan itu disalurkan ke masyarakat yang sudah terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Walau demikian, Jokowi bilang apabila masyarakat tidak terdaftar, tetap bisa mengajukan diri sebagai penerima dengan mendaftar ke RT atau RW setempat untuk masuk data tambahan.

"Ini memang yang mendapatkan, memang yang sudah dapat PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). (Bagi yang belum terdaftar) Nanti Bapak Ibu bisa mengajukan ke RT/RW setempat untuk masuk data tambahan (bantuan pangan beras),” kata Jokowi saat penyaluran bantuan dikutip dari siaran persnya, Kamis (22/11/2023).

Baca juga: Jokowi Bakal Izinkan Usaha Tambang Freeport di Papua sampai 2061

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, penyaluran bantuan pangan beras ini senantiasa dipastikan tepat sasaran dan tepat waktu. Kondisi geografis dan sosial masyarakat yang beragam di tiap daerah memang menjadi tantangan yang harus ditangani selama proses penyaluran.

“Mengenai database penerima bantuan pangan beras di tahun ini sudah by name by address. Dengan data mendetail seperti ini, kita ingin bantuan pangan beras dapat tepat sasaran dan tepat waktu. Jadi bisa dilacak ke siapa, kapan, dan dimananya. Dengan ini aspek governance dapat terus terjaga,” ucap Arief.

Adapun dalam penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini, Perum Bulog sebagai pengelola stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bekerjasama dengan transporter untuk penyalurannya. Transporter yang terlibat antara lain PT Jasa Prima Logistik (JPL) yang juga merupakan anak perusahaan Bulog, PT Pos Indonesia (POS), PT Dosni Roha Logistic (DNR), dan PT Yasa Artha Trimanunggal (YAT). Dalam hal transporter untuk wilayah Papua ditangani oleh YAT.

Baca juga: RI Mandeg Bangun Pabrik Pupuk Selama 40 Tahun, Satu Pabrik Baru Segera Berdiri di Papua Barat

 


Pada lokasi penyaluran bantuan pangan beras yang ditinjau Presiden hari ini, dihadiri sebanyak 1.000 KPM.

KPM tersebut berasal dari berbagai distrik antara lain Biak Kota, Samofa, Andey, Oridek, Yawosi, Warsa, Padaido, Biak Utara, Biak Timur, Numfor Barat, Numfor Timur, Swandiwe, Orkeri, Biak Barat, Yendidori, dan Bondifuar.

Sementara itu, ihwal realisasi penyaluran bantuan pangan beras untuk Provinsi Papua sampai 21 November tercatat mencapai 1.710.460 kilogram dari total alokasi sampai November 3.375.240 kilogram.

Baca juga: Lowongan Kerja Perum Bulog untuk SMA hingga S1, Ini Persyaratannya

Sementara realisasi secara nasional telah mencapai 612.148.470 kilogram atau 95,59 persen dari total 640.388.820 kilogram.

“Kita pahami ada kendala akses transportasi dikarenakan kondisi geografis di Papua. Ini yang menjadi tantangan suatu distribusi, namun secara kolaboratif telah dibuktikan pada keberhasilan penyaluran bantuan pangan beras tahap pertama. Termasuk wilayah Papua, bantuan pangan beras tahap pertama telah dapat dirampungkan 100 persen,” bebernya.

“Untuk itu, mari bersama-sama terus bergotong royong menuntaskan bantuan pangan beras yang akan kita lanjutkan di Desember ini. Lalu lanjut lagi sampai Juni 2024. Tentunya ini semua murni demi Merah Putih dan demi membantu masyarakat yang memang sangat membutuhkan, sehingga daya beli masyarakat dapat terus terkendali dengan baik,” sambung dia.

Baca juga: Bulog Gelontorkan Beras Impor, Boleh Dijual Lagi Maksimal Rp 13.900/Kg

Untuk diketahui, telah ada penurunan inflasi beras secara bulanan setelah adanya penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini digulirkan.

Pada September 2023, inflasi beras secara bulanan tercatat ada di 5,61 persen. Kemudian pada inflasi beras di Oktober 2023 menjadi menurun dengan angka 1,72 persen.

Lebih lanjut, kondisi harga beras medium di dalam negeri terpantau cenderung stabil.

Menilik data dari Panel Harga Pangan Bapanas, pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata semua provinsi untuk beras medium berada di angka Rp 13.220 per kikogram. Pada 21 November terlihat depresiasi 40 poin menjadi Rp 13.180 per kilogram.

Baca juga: Bulog Curhat Kesulitan Impor Beras, Sudah Kontrak tapi Dibatalkan

Sementara itu tren depresiasi harga beras juga ditunjukkan di indeks harga beras dunia yang dirilis pada awal November ini oleh The Food and Agriculture Organization (FAO).

Indeks harga beras dunia dilaporkan FAO rata-rata mencapai 138,9 poin pada Oktober 2023. Ini menurun 2 persen dibandingkan bulan September 2023. Akan tetapi masih tercatat 24 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober pada tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com