Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Amunisi Baru" BI Laris Diborong Investor, Ini Datanya

Kompas.com - 23/11/2023, 22:24 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Instrumen moneter baru Bank Indonesia (BI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), mendapatkan sambutan positif dari pasar. Hal ini terefleksikan dari tingginya angka penawaran pada periode lelang perdana.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral telah melakukan lelang perdana SVBI pada 21 November 2023. BI mencatat, angka penawaran instrumen dengan underlying asset surat berharga valuta asing Bank Indonesia itu mencapai 266,5 juta dollar AS.

"Lebih tinggi dibandingkan dengan target indikatif lelang sebesar 200 juta dollar AS," kata dia, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: BI: Kenaikan UMP dan Gaji PNS Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Tingginya minat pasar terhadap "amunisi baru" BI juga terlihat dalam instrumen yang terlebih dahulu diluncurkan, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Perry menyebutkan, lelang SRBI hingga 21 November telah mencapai Rp 168,81 triliun.

"Yang antara lain didorong oleh aliran investasi portofolio asing sebesar Rp 27,25 triliun," ujarnya.

Lebih lanjut Perry bilang, BI akan segera meluncurkan instrumen moneter lainnya, yakni Sukuk Valas Bang Indonesia (SUVBI). Rencananya, lelang perdana akan dilakukan pada 28 November mendatang.

Baca juga: Gubernur BI Sebut Kemungkinan The Fed Kerek Suku Bunga Acuan Kian Kecil

Perry menjelaskan, peluncuran instrumen-instrumen baru itu merupakan bagian dari upaya BI untuk memperdalam pasar keuangan nasional. Tujuannya, untuk mendukung strategi operasi moneter dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dapat menarik aliran modal masuk untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global," tutur dia.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Ke depan, bank sentral akan menyiapkan produk-produk keuangan lain. Salah satu produk yang akan disiapkan BI ialah terkait produk lindung nilai atau interest rate swap.

"Instrumen-instrumen itu akan kita terbitkan, produk-produk derivatif, sehingga pasar uang kita semakin dalam," ucapnya.

Baca juga: Rupiah Mulai Stabil, Suku Bunga BI Diproyeksi Bergeming

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com