Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Energy Pertimbangkan Pembiayaan Eksternal untuk Proyek Besar

Kompas.com - 29/11/2023, 11:34 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tengah mempertimbangkan mengambil pembiayaan dari luar atau external financing untuk membiayai proyak-proyek dengan biaya tinggi. Seperti, proyek smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air atau PLTA di Kalimantan Utara.

“External financing untuk proyek kita seperti Aluminium Smeltar dan juga Hydro Power. Kalau nanti ada proyek Hydro, kita membutuhkan external financing, karena proyek ini butuh capex (belanja modal) yang besar,” kata Chief Financial Officer (CFO) ADRO Lee Lukman dalam Public Expose Live, Selasa (28/11/2023).

Dia mengatakan, anggaran belanja modal yang cukup besar untuk membangun dua proyek tersebut tidak bisa hanya mengandalkan dari pendanaan hasil usaha batu bara saja, namun juga butuh kerja sama dengan perbankan yang selama ini mendukung perusahaan.

Baca juga: Adaro Energy Kantongi Restu Buyback Saham Rp 4 Triliun

Ilustrasi batu bara, penambangan batu bara. SHUTTERSTOCK/SMALL SMILES Ilustrasi batu bara, penambangan batu bara.

“Capex yang besar ini tidak mungkin kita mengunakan pendanaan dari hasi (bisnis) batu bara saja, tapi kita akan mengundang bank-bank yang selama ini support kita, untuk berpartisipasi dalam proyek nasional ini,” jelasnya.

Namun demikian, saat ini pihaknya belum berencana untuk menerbitkan surat utang, mengingat suku bunga yang tinggi. Pihaknya akan kembali mengkaji urgensi untuk penerbitan surat utang untuk membiayai proyek Adaro Energy.

“Untuk penerbitan surat utang, saat ini kita tahu kondisinya tingkat suku bunga sangat tinggi dan kita akan mengkaji serta menganalisa kapan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar obligasi,” jelasnya.

Sejauh ini, Lukman memastikan kondisi keuangan perusahaan masih mencukupi. Perusahaan terus melakukan review tingkat bunga yang sangat tinggi, dan bentuk komposisi pendanaan yang tepat untuk bisnis Adaro Energy.

Baca juga: Adaro Energy Serap Capex Rp 1,9 Triliun, untuk Apa Saja?

“Ini selalu kita kaji dari waktu ke waktu,” lanjut dia.

Di sisi lain, pihaknya sudah melakukan upaya lindung nilai atau hedging untuk mengatasi masalah forex loss atau kerugian selisih kurs mengingat bisnis penjualan batu bara Adaro Energy sebagian besar dilakukan melalui transaksi mata uang dollar AS. 

“Impact forex loss sangat kecil karena kita sudah melakukan natural hedging,” ujar dia.

Sementara itu, untuk obligasi yang jatuh tempo pada 2024, pihaknya sudah menyiapkan dana untuk melakukan pembayaran tersebut. pihaknya menekankan akan terus melakukan review proyek dan seberapa besar pendanaan yang dibutuhkan, hingga kemampuan pembayaran di masa depan.

Baca juga: Adaro Energy Kembali Gelontorkan Dividen Rp 7,3 Triliun

“Kita selelu mereview proyek kita, seberapa besar yang kita lakukan untuk pembayaran penih, dan pembayaran mana yang akan kita refinancing dengan bond atau bank loan, kita akan lihat. Saat ini kita memiliki likuiditas yang cukup untuk melakukan pembayaran,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Whats New
CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com