Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kian Mantap "Tinggalkan" Dollar AS

Kompas.com - 11/12/2023, 07:20 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia terus meningkatkan upaya meminimalisir ketergantungan terhadap mata uang dollar AS.

Hal ini dilakukan melalui perluasan kerja sama penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dengan mata uang masing-masing negara atau local currency transaction (LCT).

Lewat kerja sama itu, Indonesia dengan negara mitra LCT tidak perlu lagi menggunakan dollar AS untuk menyelesaikan transaksi dagang. Dengan demikian, eksposur nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negeri Paman Sam semakin berkurang.

Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Kesepakatan local currency transaction (LCT) antara Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea (BOK). DOK. BANK INDONESIA (BI) Kesepakatan local currency transaction (LCT) antara Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea (BOK).

Teranyar, Bank Indonesia (BI) resmi mencapai kesepakatan kerja sama LCT dengan bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pemanfaatan mata uang lokal dengan Korea Selatan ditargetkan dapat terlaksana pada 2024.

Dalam rangka menyiapkan implementasi kerja sama LCT itu, BI dan BOK sepakat untuk menyusun sebuah framework LCT dalam suatu Operational Guidelines. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama penggunaan mata uang lokal kedua bank sentral yang disepakati pada Mei lalu.

"Kami dengan bangga mengumumkan inisiatif bersama antara kedua bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal melalui LCT framework yang diharapkan dapat diimplementasikan pada 2024," tutur Perry, dalam keterangannya, Minggu (10/12/2023).

Baca juga: BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

Lebih lanjut Perry menjelaskan, perbankan di Indonesia dan Korea Selatan dapat melakukan kuotasi nilai tukar secara langsung. Dengan demikian, risiko nilai tukar dan biaya yang timbul dari transaksi tersebut dapat berkurang, serta meningkatkan efisiensi.

Pemanfaatan LCT juga dinilai dapat memperdalam pasar keuangan dalam mata uang lokal di kedua negara. Pada akhirnya, stabilitas rupiah atau pun won semakin kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com